Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) yang terjadi nyaris satu tahun ini memang membuat ekonomi lesu, termasuk bagi masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai petani.
Para petani ini pun mengalami kesulitan untuk memasarkan maupun menjual hasil panennya, karena rendahnya daya beli masyarakat.
Melihat apa yang dialami oleh para petani lokal ini sekaligus memperingati Hari Pangan Sedunia (World Food Day) 2020, Gerakan Sosial Peduli Pangan Desa Kota pun berinisiatif untuk membantu mereka.
Bantuan tersebut dilakukan melalui pembelian dan penggunaan bahan pangan yang memang langsung diperoleh dari para petani lokal, sehingga tidak menggunakan bahan impor.
Kendati demikian, bahan pangan yang diperoleh dari para petani ini memiliki kualitas yang sangat baik dan tidak kalah dengan bahan pangan impor.
Selain itu, bahan pangan lokal yang dimasak itu pun nantinya akan didstribusikan kepada mereka yang membutuhkan makanan di masa pandemi ini.
Seperti yang disampaikan Project Manager Peduli Pangan Dede Rina dalam agenda virtual meeting bertajuk Peduli Pangan Series: World Food Day 2020 Get To Know Local and Traditional Food, Jumat (16/10/2020) sore.
"Kami menyiapkan masakan dari bahan yang memang relatif mudah didapatkan, sehimgga bahan bakunya itu cukup dari petani lokal," ujar Rina.
Ia kemudian menambahkan, bahan pangan yang diperoleh dari para petani kemudian diolah menjadi menu masakan.
"Dari pasokan petani itu coba kita buat masakannya seperti apa, jadi kita membuat menu sesuai dengan bahan yang ada," jelas Rina.
Rina menekankan bahwa menu masakan yang diolah tentunya tidak menggunakan bumbu instan, sehingga tidak mengandung bahan pengawet, aman untuk dikonsumsi dan bergizi.
Rempah-rempah yang digunakan pun langsung diperoleh dari para petani, seperti bawang, kunyit, jahe dan lengkuas.
"Jadi kita tidak menggunakan bumbu instan, kita gunakan semua rempah-rempah. Jadi dari semua bumbu itu kita racik, yang sederhana sih masaknya seperti ayam bumbu kuning, ayam balado, supaya semuanya lebih simple sih," kata Rina.
Pembelian hasil panen dari para petani lokal itu pun turut didistribusikan kepada beberapa komunitas maupun yayasan untuk nantinya diolah menjadi masakan dan didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak corona.
Dalam realisasinya, gerakan ini mampu mengolah bahan pangan yang diperoleh dari petani melalui bantuan 20 relawan yang terbagi pada 4 titik dapur umum.
Pengolahan bahan pangan itu ditargetkan minimal 1.000 porsi dan proses masak ini harus selesai tiap pukul 12.00 WIB setiap harinya karena akan dibagikan pada jam makan siang.