Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang merupakan asupan nutrisi penting bagi manusia, karena kandungan asam aminonya
yang lengkap.
Dengan harga yang terjangkau dan relatif mudah diperoleh, daging ayam dan produk
olahannya kini telah memiliki banyak varian.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dan penting diketahui saat Anda hendak membeli daging ayam, berikut cara penyimpanananya agar awet serta cara memasak setelah penyimpanannya.
Dr. drh. Denny Lukman MSi, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Akademisi IPB dalam diskusi virtual JAPFA bertajuk “Daging Ayam Sebagai Sumber Protein Hewani: Fakta dan Hoaks” membagikan sejumlah tips jitunya.
Baca juga: Daging Ayam Kampung Lebih Sehat, Ini Trik Mengolahnya Agar Tak Alot, Tanpa Dipresto Bisa Empuk
Pertama-tama, belilah daging pada kios atau toko yang resmi dan penjual langganan. Pilihlah daging yang berwarna cerah (segar, tidak berwarna gelap, kehitaman), lembab dan tidak berbau.
Jika dikemas, pilihlah kemasan yang utuh, bersih dan berlabel. Belilah daging yang disimpan pada lemari pendingin atau freezer
Belilah daging di akhir belanja sebelum bayar di kasir dan langsung dibawa ke rumah. Sebaiknya masukkan daging dalam thermobag atau insulated-bag dan diisi pula dengan es
batu dalam plastik.
Sesaampai di rumah, daging segera dimasak atau jika ingin dimasak dalam 2 hari simpan daging di dalam wadah tertutup yang bersih dan simpan dalam kulkas
Baca juga: Warganya Muntah-muntah, Kades di Tuban Ngamuk Buang Daging Ayam Bantuan yang Busuk
Jika daging ingin dibekukan, potong-potong daging sesuai kebutuhan (250 gram, 500 gram)
dan masing-masing potongan dimasukkan dalam wadah terpisah dan simpan dalam freezer.
Daging segar, jeroan dan produk olahan daging harus dikemas/dibungkus secara
terpisah dan baik.
Apakah daging boleh dicuci?
Jika daging kotor, bersihkan kotoran pada daging dengan air bersih (air PAM, air matang,
atau air minum). Tiriskan lalu dapat langsung dimasak. Jika ingin didinginkan atau dibekukan, keringkan permukaan daging dengan tisu dapur.
Potong-potong sesuai kebutuhan. Kemudian, masukkan dalam kantong plastik dan simpan
dalam kulkas atau freezer.
Penyimpanan Daging pada Kulkas
Masa simpan daging dalam kulkas terbatas. Masa simpan daging dalam kulkas yang
dianjurkan adalah untuk daging segar 0 – 5 derajat Celcius untuk 3 – 7 hari, daging giling 0 – 5 derajat Celcius untuk 1 – 2 hari.
Baca juga: Harga Daging Ayam di Indonesia 30 Persen Lebih Mahal dari Eropa
Sosis segar 0 – 5 derajat Celcius untuk 1 – 2 hari dan daging ayam minus 1 sampai 2 derajat Celcius untuk 1 – 2 hari penyimpanan.
Untuk penyimpanan daging ayam dalam pembeku (freezer) bisa maksimal enam bulan.
Mencairkan Daging Beku
Simpan daging yang dikemas dalam kulkas, minimum 12 jam atau sampai mencair. Kemudian, rendam daging (tetap dalam kemasan) yang dikemas dalam air
Jika daging beku sudah dipotong-potong, biasanya langsung direbus (air sudah mendidih) atau digiling dengan blender. Nugget ayam atau potongan ayam yang sudah dibumbui (ungkep) yang bekudapat langsung goreng dalam minyak panas (terendam; deep frying)
Daging dianjurkan tidak dibekukan kemudian dicairkan-dibekukan (maksimum 2 kali beku) dan daging giling hanya boleh sekali dibekukan.
Hoaks Daging Ayam
Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs Japfa mengatakan, pada sebagian masyarakat masih ada yang enggan mengkonsumsi daging ayam, khususnya ayam broiler karena ragu terhadap jaminan kesehatan, keamanan, dan kehalalannya.
Menjawab hal tersebut, drh. Syamsul Ma’arif, M.Si, Direktur Kesmavet Kementerian Pertanian mengatakan, pemerintah telah menerapkan sertifikasi terhadap produk-produk hewan yang beredar di pasaran untuk menjamin keamanan dari sisi kesehatan dan ketentraman batin konsumen dari sisi kehalalan.
Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 11 Tahun 2020 tentang Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan. Beleid ini merupakan pengganti dari Permentan No. 381 Tahun 2005 tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan.
Nomor Kontrol Veteriner (NKV) adalah nomor registrasi unit usaha produk hewan sebagai bukti telah dipenuhinya persyaratan higienis dan sanitasi.
“Dengan adanya label NKV, maka telah dijamin keamanan produk hewan yang dipasarkan di Indonesia, karena menerapkan sinergi manajemen pemeliharaan peternakan yang baik sampai produk di meja makan (safe from farm to table),” ujar Syamsul.
Dr. drh. Denny Lukman, MSi menambahkan, salah satu isu yang menimbulkan ketakutan masyarakat untuk mengkonsumsi ayam broiler adalah pemberian hormon pertumbuhan (growth hormone).
Padahal, pelarangan penggunaan hormon bagi hewan konsumsi termasuk pada ayam broiler ini telah secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
"Ayam broiler tidak pernah diberi hormon, ayam broiler cepat tumbuh karena pola budidaya yang baik dan pemberian pakan yang diatur," ujar Denny.
Terapkan Rantai Dingin
Penerapan sistem rantai dingin (cold chain system) yang benar menjadi kunci utama agar kualitas daging ayam broiler dapat terjaga. Suhu kurang dari 4 derajat Celcius akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat aktivitas enzim pada daging.
“Daging yang disimpan dalam pendingin tidak mengurangi kandungan gizi dan tidak menurunkan mutu," jelas Denny.
Japfa yang selama ini menjadi perusahaan penghasil daging ayam broiler, JAPFA menjamin kesehatan hewan sebelum dipotong dan juga pada saat pengolahannya.
Sigit Pambudi, Head of Marketing RPA - Wilayah Barat PT Ciomas Adisatwa mengatakan, pabrik produksi JAPFA juga sudah dilengkapi teknologi berstandar internasional, sehingga produk yang dihasilkan aman dan sehat untuk di konsumsi.
“Proses produksi ayam broiler yang diterapkan sudah terstandar secara ketat dari hulu hingga hilir.
Perusahaan sangat memperhatikan sistem jaminan pangan mulai dari kandang yang memiliki serifikat
Kompartemen Bebas AI," ujar Sigit Pambudi.
Sigit menambahkan, perusahaannya juga memliliki Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU)
yang terintegrasi dengan gudang pendingin (cold storage).
Selain itu, Japfa juga mengantongi NKV, sertifikat halal, sertifikat Juru Sembelih Halal (Juleha), HACCP hingga Food Safety System Certification (FSSC).
"Dengan sertifikasi dan standar ini, JAPFA telah memberi jaminan ketersediaan daging ayam
broiler ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) bagi konsumen,” ungkap Sigit.
Sigit berharap, dengan semakin bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat daging ayam broiler ini, tingkat konsumsi protein di tanah air semakin meningkat.
Dibandingkan negara tetangga, konsumsi protein masyarakat Indonesia masih jauh tertinggal. Data Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2017 menyebutkan, dari total konsumsi protein, konsumsi protein hewani Indonesia hanya 8%, sementara Malaysia mencapai 30%, Thailand 24%, dan
Filipina 21 persen.