Artinya, pilihan durasi tidur cukup luas, bergantung pada seberapa banyak kita perlu tidur.
Jika kita hanya membutuhkan tidur tujuh jam agar fungsi tubuh berjalan dengan optimal, misalnya, tidur dari jam 01.00 hingga 08.00 masih bisa dipandang sebagai jadwal yang sangat sehat dan normal, namun harus konsisten.
Jadi, begadang tidur lebih larut dari biasanya dan dilakukan selama sebulan atau lebih ternyata tidak seburuk yang kita pikirkan.
3. Kurang tidur akan bikin pusing
Jika begadang yang dilakukan selama berminggu-minggu membuatmu kurang tidur, misalnya dengan tidur larut dan tetap bamgun pukul 06.00, maka kemampuan inti tubuh untuk menyeimbangkan diri akan terpengaruh secara negatif.
Para ilmuwan mencatat, kurang tidur yang terjadi secata intens, apalagi berlangsung selama sebulan penuh, bisa menyebabkan pusing. Alasannya, otak berusaha untuk mendapatkan waktu beristirahat dan sebagian otak tidak aktif untuk mengimbanginl kebutuhan tersebut.
4. Suasana hati jadi membingungkan
Kurang tidur membuat sebagian dari kita lebih mudah marah, tetapi pada intinya kondisi kurang tidur membuat suasana hati menjadi membingungkan.
Itulah kesimpulan dari meta-analisis di tahun 2017 yang mengamati studi bertahun-tahun tentang keterkaitan kurang tidur dan suasana hati.
Peneliti menemukan bahwa 40-60 persen pasien dalam penelitian melaporkan efek antidepresan.
Respons itu bertahan, apakah itu kurang tidur dalam waktu pendek maupun berkepanjangan pada yang lebih panjang.
Namun, orang lain yang menderita depresi merasakan bahwa gangguan tidur, tidur yang tidak konsisten dan jumlah istirahat yang lebih sedikit dapat meningkatkan depresi mereka.
Sayangnya, belum diketahui penyebab dari perbedaan temuan ini.
5. Mempengaruhi sensitivitas insulin