Hari-hari puasa dan ucapan syukur setiap tahun atau sesekali menjadi praktik umum di pemukiman New England lainnya juga.
Selama Revolusi Amerika, Kongres Kontinental menetapkan satu atau lebih hari ucapan syukur dalam setahun.
Pada 1789, George Washington mengeluarkan proklamasi Thanksgiving pertama oleh pemerintah nasional Amerika Serikat.
Di dalamnya, dia meminta warga Amerika untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas kemerdekaan negara dan ratifikasi Konstitusi AS yang berhasil.
Penggantinya, John Adams dan James Madison juga menetapkan "hari-hari terima kasih" selama masa kepresidenan mereka.
Pada 1817, New York menjadi yang pertama dari beberapa negara bagian yang secara resmi mengadopsi hari libur Thanksgiving tahunan.
Masing-masing negara bagian merayakannya pada hari yang berbeda.
Amerika Selatan sebagian besar masih belum terbiasa dengan tradisi tersebut.
Pada 1827, editor majalah terkenal dan penulis produktif Sarah Josepha Hale, yang menciptakan “Mary Had a Little Lamb, meluncurkan kampanye untuk menetapkan Thanksgiving sebagai hari libur nasional.
Selama 36 tahun, dia menerbitkan banyak editorial dan mengirim sejumlah surat kepada gubernur, senator, presiden, dan politisi lainnya, yang membuatnya diberi julukan "Bunda Thanksgiving".
Abraham Lincoln akhirnya mengabulkan permintaan Hale pada tahun 1863, pada puncak Perang Saudara.
Ia mengeluarkan sebuah proklamasi yang memohon kepada semua orang Amerika untuk meminta kepada Tuhan untuk "memberikan kasih sayang-Nya kepada semua orang yang telah menjadi janda, yatim piatu, pelayat atau yang menderita dalam perselisihan sipil yang menyedihkan dan untuk menyembuhkan luka bangsa."
Abraham Lincoln menjadwalkan Thanksgiving untuk Kamis terakhir di bulan November, dan itu dirayakan pada hari itu setiap tahun hingga 1939.
Pada 1939, Franklin D. Roosevelt pernah mempercepat hari liburnya seminggu dalam upaya untuk memacu penjualan ritel selama Depresi Besar.