News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nikita Willy Pernah Memakainya, Pakaian Pengantin Kotogadang yang Semakin Populer

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nikita Willy saat malam Bainai.

Pakaian marapulai Kotogadang:
- Baju Gadang (dengan deta batik, penutup kepala destar batik) – dipakai pada saat
acara nikah maupun resepsi. Biasanya disandingkan dengan Baju Kurung Tarawang
Tigo. Tapi bisa juga disandingkan dengan Baju Kurung Batabua
- Baju Roki (dengan deta gadang ameh, penutup kepala berupa destar emas) – dipakai
hanya pada saat resepsi di gedung. Disandingkan dengan Baju Kurung Batabua.

Semua pakaian ini dijelaskan berikut kelengkapan dan tata cara pemakaiannya.
Webinar “Pakaian Pengantin Kotogadang” diharapkan dapat memberi pengetahuan yang
lebih komprehensif kepada masyarakat Kotogadang dan masyarakat luas mengenai pakaian pengantin Kotogadang.

Dengan demikian, pada akhirnya diharapkan tidak ada lagi salah kaprah yang terjadi.

Tentang Yayasan Kerajinan Amai Setia Kotogadang

Yayasan Kerajinan Amai Setia Kotogadang bermula dari sebuah perkumpulan wanita Amai
Setia yang didirikan oleh jurnalis wanita Indonesia pertama, Rky. Roehanna Koeddoes pada tahun 1911. Beliau bersama Rky. Rakena Puti dan Rky. Hadisah mendirikan perkumpulan ini untuk meningkatkan derajat wanita Minangkabau, khususnya Kotogadang. Amai Setia menjadi pusat kegiatan kaum wanita Kotogadang. Di Amai Setia, kaum wanita Kotogadang dapat belajar membaca, menulis, berhitung, dan berbagai keterampilan lainnya, seperti menyulam dan merenda. Pada tahun 1915, Kerajinan Amai Setia mendapat pengakuan Rechtspersoon atau badan hukum, dengan surat putusan Nomor 31 tanggal 16 Januari 1915.

Pada tanggal 23 Februari 1919, Kerajinan Amai Setia mulai menggunakan gedungnya
sendiri. Sejak itu, gedung ini menjadi salah satu ikon bagi Kotogadang. Amai Setia yang
kemudian berkembang menjadi Yayasan Kerajinan Amai Setia Kotogadang hingga kini giat dalam upaya pelestarian adat budaya dan kerajinan Kotogadang. Pada 8 November 2019, Roehanna Koeddoes dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

(*/Lis)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini