News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Darurat Sampah Tekstil, Brand Fashion Ini Gelar Pameran 'Sayang Sandang, Sayang Alam'

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang tekstil menunggu pembeli di Pasar Tekstil Cipadu, Tangerang, BantenTingkat konsumsi yang tinggi terhadap kebutuhan sandang, ternyata memberikan dampak buruk pada lingkungan.Tribunnews/Irwan Rismawan

Pendiri sekaligus Direktur Kreatif SMM Chitra Subyakto mengatakan fakta menunjukkan bahwa fashion menjadi salah satu penyumbang polutan sampah terbesar.

"95 persen sampah tekstil yang terbuang, sebenarnya masih bisa didaur ulang (recycle) atau didayagunakan kembali menjadi benda yang memiliki fungsi lain (upcycle)," kata Chitra, dalam konferensi pers virtual Pembukaan Pameran bertajuk 'Sayang Sandang, Sayang Alam - Koleksi Daur Pethak', Selasa (9/3/2021).

Ia pun menyadari bahwa produk sandang seperti pakaian tentunya dapat menghasilkan begitu banyak limbah.

Sehingga ini membuatnya melakukan pemilihan material produk secara bijak, agar kelestarian alam tetap terjaga.

"Sebagai merek fashion dengan konsep slow fashion, salah satu cara kami mengurangi sampah tekstil adalah dengan menciptakan sandang dari bahan yang dapat terurai, memanfaatkan sisa kain produksi, melakukan program daur ulang dan modifikasi nilai guna dari kain. Komitmen ini merupakan langkah nyata kami untuk mengajak konsumen membantu menyelamatkan lingkungan kita," jelas Chitra.

Pameran 'Sayang Sandang, Sayang Alam' dibagi menjadi beberapa area meliputi area fakta, area video informative dan visual, area kotak penyaluran (dropbox) dan area kios.

Untuk area fakta akan menampilkan sampah tekstil, sedangkan area video informative dan visual merupakan area hasil kolaborasi dengan sejumlah pihak yakni Greenpeace, Davy Linggar, Dian Sastrowardoyo, Tulus, Gustika Hatta serta Mesty Artiariotedjo.

Selanjutnya untuk area kotak dropbox digunakan untuk penyaluran sampah tekstil, kemudian area kios Sejauh dimanfaatkan untuk menjual produk-produk daur ulang yang dibuat dari sisa bahan produksi dan pakaian bekas.

Produk daur ulang yang ditawarkan SMM dalam pameran ini pun cukup beragam, mulai dari alas kaki, clutch bag, tas serba guna, bantal, masker kain, topi hingga koleksi pakaian hasil daur.

Dalam pameran ini, SMM turut mengajak masyarakat untuk mendonasikan pakaian mereka agar bisa didaur ulang.

Caranya adalah pakaian yang sudah tidak digunakan itu dikirimkan melalui kotak peduli sampah tekstil yang ada di area pameran tersebut.

Nah, pakaian yang tidak layak pakai ini kemudian akan didaur ulang menjadi benang, lalu diproduksi menjadi kain baru dengan menggandeng Pable Indonesia.

SMM juga menggandeng beberapa gerakan untuk melakukan pengolahan terhadap pakaian yang masih layak pakai, pakaian ini disortir dan didayagunakan kembali atau disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.

Menariknya, distribusi pakaian ini didukung pula oleh brand make up muslimah Wardah dan Syah Establishment.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini