“Air terjun pulalah yang kerap dicari anak muda ketika ke hutan. Dan di hutan-hutan Indonesia memang banyak sekali terdapat air terjun atau curug yang cantik, yang airnya berlimpah. Ini pertanda bagus. Jika hutan telah berubah fungsi, limpahan air bukan menjadi air terjun, melainkan menjadi banjir. Air terjun ada karena hutannya terjaga dan terlindungi. Artinya, hutan itu juga sedang menjalankan perannya dalam mencegah peningkatan emisi karbon, yang dapat menyebabkan perubahan iklim,” kata Tian.
Di samping itu, pesona hutan Indonesia tak hanya terletak pada keindahannya. Hutan juga menyimpan ratusan rempah dan bahan pangan, seperti madu, pala, kacang-kacangan, dan berbagai tepung, juga berbagai bahan alami yang bisa digunakan untuk membuat produk keseharian, seperti pakaian dan tas. Kalau ingin tahu lebih banyak tentang hasil hutan bukan kayu, bisa cek di hutanitu.id/pesonahutan. Mulai 21 Maret 2021, Hutan itu Indonesia melalui media sosialnya mengajak siapa pun untuk memakai tagar #pesonahutan supaya semakin banyak orang cinta dan jaga hutan Indonesia.
5. Ketika berada di alam, orang harus bertanggung jawab
Melihat begitu banyaknya sampah bertebaran di hutan dan gunung, Val dan Vero mesti berpikir ulang, jika mengajak orang ke sana. Mereka khawatir, orang yang diajak termasuk orang tak bertanggung jawab yang akan makin mengotori alam. “Sedih banget lihat sampah di mana-mana. Harusnya mereka didenda, ya. Perokok pun sembarangan membuang abu dan puntungnya,” kata pecinta pantai yang tak ragu menegur baik-baik para pembuang sampah ini.
“Meminimalkan sampah merupakan hal paling mendasar yang perlu menjadi perhatian agar tidak mencemari lingkungan, termasuk air terjun yang airnya banyak digunakan oleh warga desa di sekitar hutan. Misalnya, air terjun di Hutan Simancuang, Sumatra Barat, yang digunakan sebagai air bersih. Air itu ditampung lalu disalurkan ke rumah-rumah tanpa filtrasi. Karena itu, kita jangan membuang sampah dalam bentuk apa pun,” kata Tian. (*)