Dari diskusi yang digelar oleh Fatayat NU Azerbaijan tersebut, ada permasalahan yang masih krusial di Azerbaijan terkait kesetaraan gender.
Betul bahwa kaum perempuan selalu memperjuangkan kebebasannya, percaya pada potensi perempuan merdeka dan membuktikan diri dengan perbuatannya.
Sayangnya meski kebebasan beragama dan kebebasan tidak beragama disini belum diimbangi oleh kesadaran keberimbangan hak antara perempuan dan laki-laki.
Contohnya pekerjaan domestik dan rumah tangga serta pengasuhan anak di Azerbaijan yang secara otomatis diberikan kepada perempuan, mereka kehilangan waktu yang dapat mereka curahkan untuk diri mereka sendiri, kesempatan pendidikan, waktu luang dan kesempatan untuk memainkan peran penting dalam masyarakat.
Jabatan pengambilan keputusan utama dipegang oleh laki-laki di Azerbaijan, serta di seluruh dunia. Stereotipe yang kuat tentang perempuan dan laki-laki mengakibatkan ketidaksetaraan gender dan pelanggaran hak-hak perempuan.
Masalah gender yang ada di Azerbaijan sebagian besar disebabkan oleh mentalitas dan tradisi.
Preferensi diberikan kepada anak laki-laki yang selalu menjadi kebanggaan keluarga. Perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga seringkali tidak melapor ke polisi karena lemahnya kekuatan mental mereka.
Komite Statistik Negara menerbitkan statistik tentang kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan setiap tahun.
Menurut statistik, pada 2019 tercatat 5.760 kejahatan terhadap perempuan, termasuk 2.269 kasus kekerasan, 18% di antaranya adalah sengketa rumah tangga.
Meningkatnya jumlah korban KDRT selama tahun pandemi bergema di masyarakat Azerbaijan karena meningkatnya angka bunuh diri di kalangan remaja dan remaja putri, serta laporan pernikahan dini.
Untuk benar-benar mencegah masalah kekerasan dalam rumah tangga, Presiden Republik Azerbaijan Ilham Aliyev menandatangani sebuah dekrit tentang "Rencana Aksi Nasional untuk Memerangi Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Republik Azerbaijan untuk tahun 2020-2023".
Tujuan dari Rencana Aksi Nasional adalah untuk membawa langkah-langkah pencegahan kekerasan dalam rumah tangga yang sejalan dengan standar internasional, memberikan bantuan yang tepat waktu dan komprehensif kepada keluarga untuk memperkuat mereka, menerapkan langkah-langkah untuk memerangi kekerasan dalam rumah tangga dan meningkatkan efisiensi.
Proyek ini akan mengadakan kampanye "Memerangi Kekerasan Berbasis Gender" setiap tahun dari 25 November hingga 10 Desember. Untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi korban kekerasan dalam rumah tangga, direncanakan untuk menyelenggarakan kursus pelatihan kejuruan untuk profesi yang dibutuhkan bagi mereka di pasar tenaga kerja dan untuk melibatkan mereka dalam tindakan ketenagakerjaan aktif lainnya.
Pakar gender Azerbaijan Gulnara Mehdiyeva dan perempuan feminis Azerbaijan lainnya telah menetapkan misi untuk memulihkan hak-hak perempuan dengan berkampanye melawan kekerasan dalam rumah tangga dan terus memperjuangkan hak-hak perempuan seperti yang dilakukan dalam memperingati Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2021 lalu yang digelar di Fountain Square Azerbaijan.