TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 10 tahun menjadi pionir batik tulis modern, Krajan Batik memutuskan untuk terus mendorong kecintaan publik terhadap batik melalui seni kreasi busana.
Pendiri Krajan Batik, Christian menegaskan konsistensinya mengkreasi produk-produk batik tulis menjadi berbagai jenis pakaian siap pakai.
Krajan Batik, menurutnya, memiliki misi untuk mempertahankan nilai-nilai luhur dari batik tulis dalam paduannya dengan desain modern.
"Dari desain-desain yang ada, diharapkan batik tulis mendapatkan sambutan yang luas dari masyarakat setelah dalam bentuk pakaian jadi," ungkap Christian dalam keterangan persnya.
Unik dan spesial
Satu alasan mengapa Krajan batik tetap mempertahankan seni batik tulis adalah keunikannya.
Batik tulis memiliki motif yang berbeda-beda satu dengan yang lain, karena dikerjakan secara manual oleh pengrajin batik.
Antara satu orang pengrajin dengan pengrajin lainnya memiliki karakter dan kekhasan motif yang berbeda.
Baca juga: Filosofi Motif Transenden, Inovasi Sarung Batik Melawan Pakem
Butuh waktu yang lebih lama bagi seorang seniman batik dalam membuat sebuah kreasi batik tulis dibandingkan dengan batik cap.
Peralatan membatik masih berupa alat tradisional seperti canting dan malam serta dikerjakan secara handmade.
Oleh karena itu, batik tulis di Krajan Batik dikerjakan oleh pengrajin batik tulis yang berasal dari Solo, Pekalongan, Cirebon dan beberapa wilayah lain yang membawa kekhasannya masing-masing.
"Proses pengerjaan batik tulis lebih kompleks dari batik cap sehingga membutuhkan waktu lebih lama. Tetapi sebanding dengan kualitasnya."
"Kita bisa dengan mudah membedakan mana batik tulis mana batik jenis lain hanya dengan memperhatikan luarnya saja. Batik tulis misalnya, motifnya tidak seragam begitu juga tulisannya tembus, tidak dipermukaan saja," terang Christian.
Baca juga: Batik Indonesia Tembus Pasar Digital Korea Selatan
Komposisi, proses pembuatan serta kekhasan motif membuat batik tulis kaya akan nilai.