Ayat 5
Apakah dia yang Kami ciptakan dalam kepayahan itu mengira bahwa dirinya kuat dan berkuasa sehingga tidak ada sesuatu pun yang berkuasa atasnya? Apakah ia mengingkari kuasa Allah, Pencipta alam semesta, yang mampu menundukkan siapa pun, betapapun kuatnya?
Ayat 6
Dia dengan angkuh mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.” Sikap ini sangat tidak terpuji, apalagi jika dia membelanjakan harta untuk memusuhi Allah dan rasul-Nya.
Ayat 7
Apakah dia bermaksud pamer dengan perbuatannya itu lalu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya? Tidak demikian.
Semua gerak-gerik manusia, kecil maupun besar, selalu dalam pantauan Allah.
Dia akan membalas sekecil apa pun perbuatan manusia.
Ayat 8
Allahlah yang berkuasa atasnya dan melihat setiap perbuatannya.
Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata untuk membantunya melihat sekeliling.
Ayat 9
Dan lidah dan sepasang bibir untuk memungkinkannya mencecap, berbicara, dan memberi penjelasan kepada orang lain.
Ayat 10
Dan bukankah Kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan, yaitu kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kebatilan, melalui fitrah, akal, dan petunjuk lain?
Kami sudah memberinya petunjuk, lalu manusia itu sendiri yang akan memutuskan jalan hidupnya; apakah memilih jalan kesesatan atau kebenaran.
Ayat 11
Kami telah menganugerahkan itu semua kepada manusia, tetapi mengapa dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki dan sukar, padahal itu baik baginya?
Melakukan kebaikan tidak jarang memerlukan perjuangan dan kesabaran.
Begitulah kehidupan dunia, semuanya terasa berat.
Ayat 12
Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu, sehingga manusia merasa berat untuk menempuhnya?
Ayat 13
Jalan yang mendaki dan sukar itu adalah melepaskan hamba sahaya dari perbudakan atau membantunya untuk membebaskan diri, karena perbudakan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Ayat 14
Atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan kepada orang yang sangat membutuhkannya.
Ayat 15
Yakni kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat sehingga dia akan mendapat dua pahala kebaikan sekaligus, yakni pahala sedekah dan silaturrahim.
Ayat 16
Atau kepada orang miskin yang sangat fakir.
Kepedulian kepada anak yatim dan orang miskin adalah akhlak yang sangat terpuji, namun butuh sifat kedermawanan agar seseorang bisa melakukannya.
Ayat 17
Kemudian, bila dia mau menempuh jalan yang mendaki dan sukar itu maka dia termasuk orang-orang yang beriman dengan kukuh dan saling berpesan untuk bersabar dalam berbuat baik, menjauhi maksiat, serta menghadapi kesusahan hidup, dan saling berpesan untuk berkasih sayang kepada sesama makhluk.
Ayat 18
Apabila mereka berkenan menempuh jalan yang sukar, beriman, dan saling berpesan untuk bersabar dan berkasih sayang, mereka adalah golongan kanan yang akan menemui kebahagiaan di akhirat berupa surga dengan segala kenikmatan di dalamnya.
Ayat 19
Dan sebaliknya, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, baik dengan ucapan maupun tindakan, mereka itu adalah golongan kiri yang akan celaka dan menjumpai azab yang pedih.
Ayat 20
Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat dari semua sisinya.
Tidak ada jalan keluar bagi mereka dari neraka itu dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk sekadar beristirahat dari siksanya.
(Tribunnews.com/Arkan)
Berita lainnya seputar bacaan doa