وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْعَقَبَةُ ۗ - ١٢
12. Wamaa adraaka maa al’aqabatu
Artinya: Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu?
فَكُّ رَقَبَةٍۙ - ١٣
13. Fakku raqabatin
Artinya: (yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya),
اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍۙ - ١٤
14. Aw ith’aamun fii yawmin dzii masghabatin
Artinya: atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan,
يَّتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍۙ - ١٥
15. Yatiiman dzaa maqrabatin
Artinya: (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
اَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍۗ - ١٦
16. Aw miskiinan dzaa matrabatin
Artinya: atau orang miskin yang sangat fakir.
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ - ١٧
17. Tsumma kaana mina alladziina aamanuu watawaasaw bialshshabri watawaasaw bialmarhamati
Artinya: Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِۗ - ١٨
18. Ulaa-ika ash-haabu almaymanati
Artinya: Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا هُمْ اَصْحٰبُ الْمَشْئَمَةِۗ - ١٩
19. Waalladziina kafaruu bi-aayaatinaa hum ash-haabu almasy-amati
Artinya: Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.
عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ - ٢٠
20. ‘Alayhim naarun mu/shadatun
Artinya: Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.
Tafsir singkat Al Balad Ayat 1-20, dikutip dari quran.kemenag.go.id:
1. Allah bersumpah dengan kota Mekah, tempat di mana terdapat Ka'bah yang dituju oleh manusia dari segala penjuru semenjak didirikan oleh Nabi Ibrahim sampai sekarang untuk melaksanakan ibadah haji.
Di samping itu, kota ini juga menjadi pusat perdagangan semenjak lama sekali.
Kota Mekah didatangi oleh banyak orang setiap tahun dari segenap penjuru itu, maka kota itu dinamai juga Ummul-Qura (Induk Negeri-negeri).
Kota itu makmur sekalipun sekelilingnya padang pasir.
2. Dan engkau, wahai Nabi, bertempat tinggal di negeri Mekah ini, membuatnya bertambah mulia.
Maksudnya adalah juga tempat lahir Nabi Muhammad yang merupakan Nabi terbesar dan terakhir yang membawa agama Islam.
Dengan demikian, Allah bersumpah dengan kota Mekah yang agung karena tempat kelahiran manusia agung, yaitu Muhammad SAW.
Baca juga: Surat Yasin Ayat 1-83 dan Doa Tahlil dalam Tulisan Arab dan Latin, Baik Dibaca Setiap Malam Jumat
3. Dan demi pertalian bapak dan anaknya, demi Adam dan anak cucunya.
Allah bersumpah dengan seorang ayah, yaitu Ibrahim, dan anaknya, yaitu Ismail yang nanti menurunkan Nabi Muhammad.
Dengan demikian, Allah bersumpah dengan nenek moyang Nabi Muhammad sebelumnya, Allah bersumpah dengan beliau dan kota kelahiran beliau, yang menunjukkan pertalian kedua nabi tersebut.
4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.
Siapa pun, termasuk Nabi, dalam masa hidupnya pasti menemui kepayahan, sejak dalam kandungan sampai masa dewasa.
Manusia harus bersusah payah mencari nafkah, mengalami sakit, dan mati.
Di alam kubur menuju alam mahsyar pun manusia menghadapi kepayahan.
Manusia harus mengisi kehidupannya di dunia dengan amal saleh agar tidak menemukan kepayahan lagi di akhirat.
5. Apakah dia yang Kami ciptakan dalam kepayahan itu mengira bahwa dirinya kuat dan berkuasa sehingga tidak ada sesuatu pun yang berkuasa atasnya?
Apakah ia mengingkari kuasa Allah, Pencipta alam semesta, yang mampu menundukkan siapa pun, betapapun kuatnya?
6. Dia dengan angkuh mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.”
7. Apakah dia bermaksud pamer dengan perbuatannya itu lalu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya? Tidak demikian.
Semua gerak-gerik manusia, kecil maupun besar, selalu dalam pantauan Allah.
Dia akan membalas sekecil apa pun perbuatan manusia.
Baca juga: Bacaan Surat Al Fajr Ayat 1-30, Lengkap dengan Tulisan Arab dan Terjemahannya
8. Allahlah yang berkuasa atasnya dan melihat setiap perbuatannya.
Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata untuk membantunya melihat sekeliling,
9. Allah memerintahkan untuk bersyukur dengan semua indera yang diberikan kepada manusia.
Manusia tidak perlu menyombongkan dirinya karena hartanya.
Ia perlu menggunakan mata, lidah, dan nafsu itu untuk jalan yang diridai oleh Allah.
10. Bukankah Kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan, yaitu kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kebatilan, melalui fitrah, akal, dan petunjuk lain?
Kami sudah memberinya petunjuk, lalu manusia itu sendiri yang akan memutuskan jalan hidupnya; apakah memilih jalan kesesatan atau kebenaran.
11. Kami telah menganugerahkan itu semua kepada manusia, tetapi mengapa dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki dan sukar, padahal itu baik baginya?
Melakukan kebaikan tidak jarang memerlukan perjuangan dan kesabaran. Begitulah kehidupan dunia, semuanya terasa berat.
12. Allah bertanya kepada manusia untuk memotivasi mereka, "Apakah jalan mendaki yang terjal itu?"
Artinya, pekerjaan-pekerjaan besar itu memang sulit dikerjakan tetapi harus diatasi.
Baca juga: Bacaan Ayat Kursi Surat Al-Baqarah Ayat 255, Berikut Isi Kandungannya
13. Jalan yang mendaki dan sukar itu adalah melepaskan hamba sahaya dari perbudakan atau membantunya untuk membebaskan diri, karena perbudakan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan,
14. Pekerjaan besar dan berat lainnya yang sulit dikerjakan adalah memberi makan orang pada musim kelaparan, ekonomi morat-marit, dan sebagainya.
15. Yakni kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat sehingga dia akan mendapat dua pahala kebaikan sekaligus, yakni pahala sedekah dan silaturrahim
Memberi makan orang yang lapar pada masa kelaparan pertama sekali ditujukan pada anak-anak yatim yang ada hubungan keluarga dengan pemberi.
16. Atau kepada orang miskin yang sangat fakir.
17. Kemudian, bila dia mau menempuh jalan yang mendaki dan sukar itu maka dia termasuk orang-orang yang beriman dengan kukuh dan saling berpesan untuk bersabar dalam berbuat baik, menjauhi maksiat, serta menghadapi kesusahan hidup, dan saling berpesan untuk berkasih sayang kepada sesama makhluk.
Baca juga: Bacaan Surah Al-Mulk Ayat 1-30: Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan
18. Apabila mereka berkenan menempuh jalan yang sukar, beriman, dan saling berpesan untuk bersabar dan berkasih sayang.
Mereka adalah golongan kanan yang akan menemui kebahagiaan di akhirat berupa surga dengan segala kenikmatan di dalamnya.
19. Dan sebaliknya, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah, baik dengan ucapan maupun tindakan, mereka itu adalah golongan kiri yang akan celaka dan menjumpai azab yang pedih.
Dengan demikian, ia menemukan kesulitan hidup yang tiada taranya di akhirat, tidak sebanding dengan kesulitan mengerjakan perbuat-perbuatan baik waktu di dunia.
20. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat dari semua sisinya.
Tidak ada jalan keluar bagi mereka dari neraka itu dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk sekadar beristirahat dari siksanya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Al Quran