TRIBUNNEWS.COM - Eks jenderal polisi sekaligus penasihat ahli Kapolri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi membela Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan Kurniawan.
AKP Asep Iwan sebelumnya menjadi sorotan karena tidak mau membantu memberikan pendampingan kepada bos rental Ilyas Abdurrahman (48), yang tewas ditembak pelaku penggelapan mobil.
Aryanto awalnya membeberkan kronologi awal korban bersama rombongannya mendatangi Mapolsek Cinangka pada Kamis (2/1/2025) kemarin.
Korban kala itu bertemu dengan petugas piket untuk meminta bantuan mengejar pelaku penggelapan mobil.
Anggota Polsek Cinangka tidak berani mengiyakan permintaan korban karena sejumlah pertimbangan, termasuk jumlah anggota yang berjaga saat kejadian.
Ia akhirnya memilih menelpon Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan.
Baca juga: Dianggap Tak Profesional, Kapolsek Cinangka dan 2 Anggota Dimutasi Kapolda Banten
"Dia sendiri kan tidak berani mutus. Akhirnya dia tanya Kapolsek."
Final Piala Dunia U20 - Italia vs Uruguay, Siapa Juara? Link Live Streaming Uruguay vs Italia via HP
PREDIKSI SKOR Israel vs Korea Selatan Perebutan Juara 3 Piala Dunia U20, Streaming Uruguay vs Italia
"Kapolsek juga mikir juga, dengan kondisi seperti itu. Kalau dia (Kapolsek) nyuruh anggota membantu akan keliru juga nanti,” katanya dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Rabu (8/1/2024).
Aryanto kemudian mengandaikan, apabila saat itu Kapolsek menyuruh anak buahnya membantu korban, bisa jadi pihak polisilah yang menjadi korban penembakan.
"Kalau seandainya dikejar, terus yang kena tembak polisinya. Siapa yang salah? Kan pimpinan juga (Kapolsek)," tegasnya.
Polisi punya batasan
Aryanto kemudian menekankan polisi memiliki batasan-batasan dalam melayani masyarakat.
Tidak semua hal yang dilaporkan ke polisi bisa diambil tindakan.
"Polisi memang tugasnya adalah melayani masyarakat, tapi di dalam melayani itu juga terbatas apa yang bisa diberikan pelayanan," tambahnya.
"Polisi pasti berpikir, dia bisa membantu dengan kekuatannya dia, dengan kemampuannya dia, kira-kira berhasil atau tidak. Kalau dia merasakan tidak akan berhasil, ngapain harus dipaksakan," lanjut Aryanto.