Untuk itu, setidaknya orang terdekat membantu dengan mendengarkan atau memberikan akses kepada konseling profesional.
“Kita perlu menyediakan kesempatan bagi korban untuk mengekspresikan, memahami, dan mengelola emosinya hingga suatu saat dia yang mengendalikan sendiri emosinya,” tekan Retha.
Tidak Perlu Mengungkit Cerita
Keluarga diharapkan tidak terus-menerus mengulang cerita tentang luka dan trauma korban.
Keluarga harus memberikan dukungan terbaik. Sering terjadi, orang-orang terlalu banyak menggali informasi yang tidak dibutuhkan.
“Jadi kalau memang membantu korban kejahatan seksual tidak perlu bergunjing, tidak perlu mengetahui detail, karena tidak perlu semua orang tahu informasi ini. Justru keluarga harus menjaga kerahasiaan tidak perlu informasi ini dibongkar untuk semua tanpa tujuan,” katanya.
Alih-alih untuk menggali informasi, lebih baik memberikan dukungan.
Misalkan memfasilitasi minat dan potensi korban untuk melanjutkan hidupnya. Tanpa harus menggali detail traumanya apalagi mempergunjingkan.