News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah di Balik Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tanggal 27 Rajab dalam kalender hijriyah, umat Islam memperingati Isra Miraj.

Waktu kejadian yang menyebabkan kesedihan bagi Nabi Muhammad itu dikenal sebagai tahun kesedihan atau Amul Huzni.

Baca juga: Kontroversi Haji Virtual Melalui Metaverse, Berikut Penjelasan MUI

Baca juga: Arti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Sejarah Perayaan Maulid Nabi Pertama sebagai Tradisi Umat Islam

Sulhani menerangkan, Amul Huzmi oleh para ulama disebut terjadi pada tahun ke-10 atau ke-11 masa kenabian.

Peristiwa itu terjadi sebelum Nabi Muhammad melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah.

"Ini tahun ke-10 atau ke-11 dari masa kenabian, kalau dihitung itu sebelum hijrah ke Madinah," kata Sulhani saat berbicara di Program Oase Tribunnews.com, Jumat (5/3/2021).

Perhitungan yang paling masyhur, kata Sulhani, peristiwa itu terjadi pada sekitar 621 tahun Masehi.

"Rasulullah hijrah ke Madinah tahun 622 Masehi, maka hitungannya ini satu atau atau dua tahun sebelumnya, ada yang menyebut 621 M," kata Sulhani yang juga Katib Syuriah PCNU Sukoharjo ini.

"Jadi kalau menyebut tahun hijriyahnya belum ada, yang ada penanggalannya waktu itu namanya Ammul Huzni, tahun kesedihan Nabi Muhammad," sambungnya.

Baca juga: Iman Kepada Rasul Allah: Pengertian, Cara Beriman, dan Sifat-sifat Rasul

Peristiwa yang Membuat Sedih

Ada berbagai peristiwa saat itu yang membuat Nabi Muhammad besedih, diantaranya, yakni meninggalnya Istri Nabi Muhammad, Siti Khadijah, yang selama hidup selalu mendukung perjuangan dakwah.

"Khadijah adalah orang yang menopang kehidupan Rasullah, terumata ketika ada di rumah, beliau merasa aman tentram ada tukar pikiran dan dukungan lahir batin dari Khodijah luar biasa, dan itu menguatkan perjuangan Rasulullah," terang Sulhani.

Selain itu, sang paman, Abu Thalib, juga meninggal di tahun yang sama.

"Abu Thalib semenjak kecil ditunjuk oleh kakeknya sebagai paman untuk mengasuh, dia yang paling menyayangi Rasulullah, bahkan sayangnya bisa jadi melebihi terhadap anak-anak beliau sendiri yang salah satu anaknya adalah Ali Bin Abi Thalib," sambungnya.

Abu Thalib adalah orang yang punya kedudukan kuat di Mekkah, karena pemegang suku besar Quraish di Mekkah, salah satu tokohnya adalah kakeknya Nabi Muhammad, Abdul Muthalib yang kemudian diwariskan oleh Abu Thalib.

"Abu Thalib punya pengaruh luar biasa kuat di Mekkah, secara politik, secara sosial sangat dihormati," terangnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini