News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Niat Puasa Syawal Dilafalkan di Waktu yang Berbeda dengan Niat Puasa Ramadhan, Berikut Bacaannya

Penulis: Salma Fenty Irlanda
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puasa Syawal

TRIBUNNEWS.COM - Bacaan niat puasa Syawal lengkap beserta latin dan artinya.

Niat Puasa Syawal 1443 H dan kapan sebaiknya dilafalkan?

Berikut ini waktu yang tepat untuk melafalkan niat puasa syawal, berbeda dengan puasa Ramadhan.

Setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, umat Muslim kini mulai memasuki bulan Syawal.

Pada bulan ini, umat Muslim disunnahkan menunaikan puasa Syawal enam hari.

Puasa ini boleh dilakukan secara berurutan atau berseling, yang penting masih di bulan Syawal.

Berikut bacaan niat puasa Syawal yang dianjurkan untuk dilafalkan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

“Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Baca juga: Membayar Utang Puasa atau Melaksanakan Puasa Syawal Terlebih Dahulu Sebaiknya? Berikut Penjelasannya

Baca juga: Keutamaan Puasa Syawal 6 Hari, Laksana Puasa Setahun Penuh

Tidak seperti puasa Ramadhan, niat puasa Syawal bisa dilakukan saat siang hari selama belum makan atau minum.

Berikut niat puasa Syawal yang dilakukan siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

“Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.

Baca juga: Apakah Puasa Syawal Harus Dikerjakan 6 Hari Berturut-turut?

Baca juga: Keutamaan Menikah di Bulan Syawal, Bagian dari Sunnah Rasulullah

Manfaat Puasa Syawal

Dikutip dari laman sumsel.kemenag.go.id, berikut sejumlah manfaat dari puasa Syawal:

1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.

2. Puasa Syawal dan Sya’ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan.

Pada hari kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah.

3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterima puasa Ramadhan seseorang.

Apabila Allah SWT menerima amal seorang hamba-Nya, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya.

Sebagian orang bijak mengatakan: “Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya.”

Sehingga, barang siapa yang mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal perbuatan pertama.

Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk, maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

Baca juga: Keutamaan dan Amalan di Bulan Syawal, Bulan yang Penuh Keceriaan

Baca juga: Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadhan, Berikut Ketentuan Orang yang Wajib Bayar Utang Puasa

Puasa Syawal. (Handover/ Tribun Timur)

4. Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada Hari Raya Idul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah.

Dengan membiasakan puasa setelah Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat dari-Nya.

Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa kita karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan-Nya.

Tetapi jika kita menggantinya dengan perbuatan maksiat, maka dia termasuk kelompok orang-orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran.

Apabila dia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul.

Dia bagaikan orang yang mendirikan sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali.

Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.” (QS An-Nahl: 92).

(Tribunnews.com)

Berita terkait Puasa Syawal

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini