Menurutnya, mati syahid terdiri dari tiga macam, yaitu syahid dunia, syahid akhirat, dan syahid dunia akhirat.
Mati syahid dunia adalah seseorang yang berjuang seakan-akan di jalan Allah, akan tetapi niatnya hanya karena ingin dapat nama, ada pamrih bukan semata karena Allah, sebagaimana dilansir Covid19.mojokertokota.go.id.
Kemudian, mati syahid dunia akhirat, ialah mendapatkan pahala keduanya baik dunia maupun di akhirat kelak serta jaminan masuk surga.
Baca juga: Kami Sekeluarga Sangat Mencintai Eril, Kami Berprasangka Baik Bahwa Allah Lebih Mencintainya
Selanjutnya, mati syahid akhirat, artinya umat Islam yang meninggal karena beberapa hal, termasuk wabah penyakit menular seperti virus corona misalnya.
Selain itu, orang yang meninggal dunia karena tenggelam juga termasuk dalam keadaan syahid akhirat.
Seperti keadaan putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kami, Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) yang diyakini meninggal dunia karena tenggelam atau dalam syariat Islam disebut syahid akhirat.
Status Eril ini sebelumnya sudah dikonsultasikan pihak keluarga kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat (Jabar).
Hingga akhirnya, melalui berbagai pertimbangan diyakini Eril meninggal dalam keadaan syahid akhirat.
Meski demikian, seseorang yang meninggal disebut syahid akhirat juga harus memperhatikan niatnya.
"Para ulama merinci lagi, apakah ketika naik kapal atau naik pesawat dll tujuannya dalam rangka bermaksiat atau bukan? Jika dalam rangka ketaatan kepada Allah maka syahid akhirat. Jika tidak maka bukan mati syahid akhirat," jelas Furqan.
Furqan menambahkan, Imam Nawawi menggolongkan seseorang mati syahid akhirat karena tenggelam.
Begitu juga yang meninggal karena hamil atau melahirkan termasuk mati syahid akhirat.
Namun, berbeda dengan mati syahid karena mati di medan perang.
Furqan mengatakan, dari Jabir bin ‘Atik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: