“Beberapa buah dapat dikonsumsi dengan kulitnya namun harus memperhatikan kondisi dari buah tersebut. Kalau ada bagian-bagian yang mungkin lebih kotor, saya biasanya membilas dengan air matang untuk yang terakhir kali. Setelah dicuci dengan bersih, barulah kita konsumsi,” ujarnya.
Masyarakat Indonesia terkadang juga memanaskan kembali sayur yang sudah dimasak dan diolah.
Secara umum menurutnya, jika memang diperlukan untuk dipanaskan kembali, cukup satu kali saja karena terdapat vitamin larut dalam air yang akan hilang dalam proses pemasan tersebut.
“Selain turun nutrisinya, beberapa sayur juga dimasak dengan santan, nah ketika santan dipanaskan terus menerus, akan keluar minyak. Hal ini lebih kurang sehat dibandingkan santan yang lebih segar. Lebih baik mengonsumsi santan yang fresh,” tutur Aviria.
Baca juga: Manfaat Buah dan Daun Jambu Biji: Dapat Ringankan Gejala Menstruasi
Konsumsi buah dan sayur menurut Aviria mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang.
Pedoman Isi Piringku menujukkan bahwa 2/3 dari ½ isi piring adalah sayuran, dan 1/3 dari ½ isi piring adalah buah-buahan setiap makan.
“Pedoman tersebut menunjukkan harus lebih banyak konsumsi sayuran, dan cukupi buah-buahan. Konsumsi ini berbeda untuk jenis umur. Anak-anak lebih sedikit dari orang dewasa, maksimal 300g,” ujar Aviria.