TRIBUNNEWS.COM - Mode crop top muncul pertama di Amerika Serikat pada tahun 1893, yang diperkenalkan oleh penari perut "Little Egypt" asal Mesir dalam acara Pameran Dunia di Chicago. 

Crop top diperkenalkan melalui Bedlah, kostum yang awalnya dirancang oleh pemilik kabaret Mesir bernama Badia Masabni untuk memikat wisatawan.

Kostum Bedlah dipadukan dengan rok rendah tersampir untuk memamerkan otot perut para penari.

Dewan Manager Wanita terkejut dengan pakaian yang dinilai tidak senonoh, dikutip dari Startup Fashion.

Mereka lalu menuntut penyelidikan atas nama moralitas publik.

Inspektur pos Anthony Comstock, pendiri New York Society for the Suppression of Vice, mencoba untuk menutupi masalah ini.

Baca juga: Perkembangan Pakaian Crop Top di Eropa Barat, Fashion Paling Booming di Era 1990-an

Namun, mereka akhirnya tetap mengizinkannya, karena popularitas acara yang luar biasa.

Crop top masuk dalam mode fashion pada awal 1940-an karena kekurangan kain yang ditimbulkan oleh perang.

Mereka memamerkan otot perut yang digunakan untuk meningkatkan daya tariknya.

Crop top menjadi ciri khas era 1940-an.

Penggunaan mode crop top sering dipadukan dengan kerah tinggi, lengan pendek, dan dikenakan dengan rok midi berpinggang tinggi.

Tidak mengherankan, crop top tidak cocok dengan orang-orang yang lebih puritan, tetapi cukup populer untuk bertahan dalam bentuk aslinya yang lebih konservatif hingga tahun 1950-an.

Baca juga: Tim Esport RRQ Dilirik Brand Fashion Lokal untuk Gaet Generasi Z

Crop top bangkit lagi di tahun 1960-an, yang sering dipotong dalam gaya blus petani yang populer dalam budaya hippie, atau sebagai kemeja berkerah diikat di depan.

Pada akhir tahun 1970-an crop top yang dipasangkan dengan celana berpotongan rendah atau rok mini, telah menjadi identik dengan seksi dan dikenakan oleh ikon budaya pop seperti Cher.