Idul Adha yang identik dengan kurban diharapkan dapat meningkatkan rasa syukur serta meningkatkan kepedulian sesama.
Hikmah yang terkandung dalam berkurban untuk meningkatkan kepedulian sosial.
Kita jadikan hari Raya Idul Adha momentum kepahlawanan sosial bagi masyarakat yang terdampak Covid-19, sebagai wujud cinta sesama manusia.
Upaya itu bagian pelayanan kita terhadap masyarakat, bangsa dan negara.
Khatib mengajak seluruh jamaah yang hadir dalam perayaan Idul Adha ini untuk berkurban.
Berkurban di masa pasca pandemi merupakan sebagai tanda cinta sejati pada sesama.
Bukan tentang seberapa banyak daging kurban yang akan kita tebar, akan tetapi tentang pengorbanan danbukti kecintaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd.
Jemaah Idul Adha yang dirahmati Allah.
Ruh daripada perjalanan sejarah disyariatkan ibadah kurban dari suatu masa ke masa, dari sebuah generasi ke generasi, yang telah lama menjadi salah satu perintah yang harus dilaksanakan oleh Nabi dan Rasul di zaman mereka masing-masing.
Tonggak keberadaban sejarah ini dapat dilacak dari perjalanan sejarah yang dilakukan oleh Nabi dan Rasul sejak tapak-tapak syariat mulai membumi di alam terbuka untuk menjadi konsumsi umat sepanjang masa atau zaman.
Tapak-tapak suci dari sejarah kurban digambarkan oleh QS Al Hajja [22]:34:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ ۙ
"Dan penyembelihan syariatkan Kami telah umat setiap bagi (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak.