TRIBUNNEWS.COM - Child grooming adalah proses ketika seseorang mencoba membangun hubungan saling percaya dengan seorang anak atau keluarga mereka sehingga mereka dapat melakukan pelecehan terhadap anak tersebut suatu hari nanti.
Mengutip raisingchildren.net.au, pelaku child grooming biasanya akan membangun koneksi atau kepercayaan dengan anak dan keluarga mereka selama berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum melakukan aksinya.
Misalnya, orang tersebut mungkin berteman dengan suatu keluarga dan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan anak dari keluarga tersebut.
Orang tersebut mungkin secara bertahap menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak untuk tujuan tertentu.
Dilansir Darkness To Light, child grooming memungkinkan pelaku untuk perlahan-lahan mengatasi batas-batasan yang ada, jauh sebelum pelecehan terjadi.
Sekilas, child grooming dapat terlihat seperti hubungan yang erat antara orang dewasa (pelaku) dan anak yang menjadi sasaran.
Baca juga: Pengakuan Muncikari Bisa Sekap & Eksploitasi ABG di Jakarta Barat: Belikan Baju, Janjikan Gaji Besar
Proses child grooming seringkali tidak disadari karena pelakunya mungkin sosok terkenal atau dipandang di masyarakat.
Akibatnya, mudah untuk memercayai mereka.
Contoh-contoh perilaku child grooming
Dilansir Victoria Education and Training, contoh-contoh perilaku child grooming di antaranya:
- seseorang memberikan hadiah atau perhatian khusus kepada anak atau remaja, atau orang tua atau pengasuh mereka, agar anak itu merasa istimewa atau berhutang budi kepada orang tersebut
- seseorang melakukan kontak fisik yang dekat secara seksual, seperti menggelitik dan gulat yang tidak pantas atau bermain perkelahian
- seseorang secara terbuka atau berpura-pura secara tidak sengaja mengekspos hal-hal yang tidak pantas kepada korban (ini sudah diklasifikasikan sebagai pelecehan seksual anak tetapi juga dapat menjadi awal dari kekerasan seksual fisik)
- seseorang mengendalikan anak atau remaja melalui ancaman, pemaksaan atau penggunaan wewenang yang membuat anak atau remaja takut untuk melaporkan pelaku