TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perancang busana nasional, Leny Rafael berkolaborasi dengan produk batik WOU Batik menghasilkan produk dengan target pangsa pasar middle up dengan brand “WOU Batik Luxury By Leny Rafael”.
Indonesia International Modest Fashion Festival (In2motionfest) di ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ) di Jakarta Convention Center (JCC) menjadi debut WOU Batik Luxury By Leny Rafael mempublikasikan desain terbaru batik glamour dengan tema Abimana Series.
Leny Rafael dan banyak desainer ternama lainnya menampilkan karya-larya terbaik di ISEF yang digelar pada tanggal 5-9 Oktober 2022.
“Ini adalah langkah awal yang baik dari kerja sama saya dengan WOU Batik. Kami melakukan soft launching di acara besar seperti ISEF ini. Semoga langkah ini menjadi awal kesuksesan WOU Batik Luxury By Leny Rafael,” ungkap Leny Rafael usai menampilkan 8 karyanya di runaway IN2MOTIONFEST, Rabu (5/10/2022).
Kedelapan look itu diantaranya diperagakan empat muse, Lisya Nurrahmi, Nina Septiani, Mellya Baskarani, dan Intan Widya Nanda. Mereka mengaku bangga bisa dlibatkan dalam event bergengsi tersebut. Mereka lebih bangga lagi bisa mempromosikan Batik sebagai warisan budaya bangsa.
Menurut Leny Rafael, tema Abimana yang diusungnya menggambar dirinya sebagai sosok wanita yang kuat, semangat dan mandiri untuk kembali melakoni bisnis yang sempat terdampak karena pandemi Covid-19.
“Kolaborasi Leny Rafael dan WOU Batik menjadi titik awal menyambut dunia bisnis yang mulai menggeliat. Saya dan WOU Batik memiliki kebutuhan saling melengkapi. Saya butuh produsen yang bisa memproduksi busana ready to wear secara massal. Dan WOU Batik membutuhkan saya untuk merancang produk untuk segmen middle up,” ujar Leny Rafael.
Leny Rafael yang terkenal dengan karya busana pengantin yang glamour mengaku tidak menemukan kendala berarti menggunakan batik sebagai bahan karyanya.
“Koleksi ini menghadirkan gaya modern luxury dengan memanfaatkan paduan kain batik, kain satin, kain tile, dan kain organza. Look dari koleksi ini menampilkan jenis busana seperti rok lilit, outer, dan inner,” papar Leny Rafael.
Hal senada juga disampaikan Anton Wibowo, founder WOU Batik yang memulai usahanya dari seorang reseller bermodal 200 ribu rupiah.
“Awalnya saya seorang reseller batik di Solo. Saya gunakan uang 200 ribu untuk pasang iklan. Alhamdulillah, berkembang pesat dan berjalan lancar,” tutur Anton Wibowo.
Anton memulai usahanya sejak tahun 2016. Pengusaha muda ini memulai bisnisnya dengan menjual pakaian Batik Couple berupa gamis dan kebaya untuk segmen menengah kebawah.
Dia memasarkan dagangannya melalui media sosial seperi Facebook dan beberapa marketplace di Indonesia.
Tahun 2020 dia mulai melirik pangsa pasar menengah dengan brand WOU Batik Premium dengan memanfaatkan sumber Batik dari Solo dan Sragen.
Kini dia akan melebarkan sayap usaha dengan target pasar middle up bersama Leny Rafael.
“Segmen middle low tidak membutuhkan sesuatu yang bagus secara desain dan bahan bakunya. Segmen ini lebih melihat harga murah. Untuk naik ke middle up membutuhkan beberapa faktor, seperti bahan yang bagus dan desain yang tidak umum,” papar Anton.
Menyadari hal itu, Anton harus mengubah strategi bisnisnya.
“Kita harus membuat desain-desain baru, sehingga kami butuh seorang desainer yang bisa mengkreasikan busana yang bisa kami produksi secara massal untuk segmen middle up,” jelasnya.
Keputusan menggarap segmen middle up diambil berdasarkan riset yang dia lakukan sendiri.
“Kami sudah melakukan riset dan menyimpulkan pangsa pasar middle up untuk produk kami ini masih cukup besar, dan ini belum kami jangkau. Kami ingin membuktikan hasil riset kami, khususnya untuk produk batik,” kata Anton.
WOU Batik akan menciptakan corak batik khusus yang mencirikan karakter karya-karya Leny Rafael. Leny Rafael dan Anton Wibowo, sepakat menggunakan gambar Bunga Sakura sebagai corak batik khas produk WOU Batik Luxury By Leny Rafael.