Rica kemudian menuturkan bahwa dari coretan curahan hati itulah, akan terbentuk tulisan yang indah dan penuh makna.
Mungkin saja, melalui tulisan itu, dapat menjadi pesan yang mampu menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah dalam kehidupan.
"Nah dari situ akan terbentuk satu tulisan yang indah, di mana tulisan yang indah itu nanti siap untuk dipublish atau diberikan kepada orang banyak," tutur Rica.
Ia menyampaikan bahwa dirinya ingin memberikan manfaat bagi orang lain, sebelum 'menutup mata', satu di antaranya melalui karya tulisannya.
"Sebelum kita meninggal, harus ada sesuatu yang kita tinggalkan," papar Rica.
Rica menambahkan bahwa tulisan dapat 'menyembuhkan luka seseorang', hal itulah yang ia rasakan selama ini setelah berjuang menghadapi penyakit kanker yang dideritanya.
Ia menuangkan semua perasaan yang ada di benaknya untuk membuatnya tenang dan menjadi 'lebih hidup'.
Terlebih sejak kecil, banyak orang termasuk dirinya dapat menyampaikan perasaan melalui tulisan jika tidak mampu mengungkapkannya melalui lisan.
Saat ini pun kegiatan menulis semakin dimudahkan dengan adanya blog dan jurnal online.
"Karena tulisan itu menyembuhkan dan ada fasilitas yang mudah, bisa ngeblog, bisa nulis jurnal di internet, bisa bikin diary. Dulu kan kita waktu masih kecil ketika tidak bisa mengungkapkan, kita bisa menuliskan," jelas Rica.
Wanita yang bekerja sebagai Mediator Non Hakim yang berfokus pada kasus perceraian di Pengadilan Agama Karimun dan Batam ini kembali menegaskan bahwa dalam buku yang ditulisnya, Endless Happiness, ia merasa 'menulis dapat menyembuhkannya sebagai survivor kanker'.
"Dan sebenarnya menulis itu menyembuhkan, salah satunya ketika saya menulis buku Endless Happiness 'Bahagia Tiada Akhir', nah saya tersembuhkan karena saya adalah penderita kanker, (menulis membuat) saya menjadi lebih hidup," pungkas Rica.