Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.
Baca juga: 5 Amalan yang Dapat Dilakukan saat Peringatan Isra Miraj
Dua Peristiwa dalam Isra Miraj
Isra Miraj terbagi menjadi dua peristiwa yang berbeda.
Dalam peristiwa Isra, Nabi Muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa.
Kemudian, dalam Mi'raj, Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit hingga ke Sidratul Muntaha, yang menjadi tempat tertinggi.
Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu, dikutip dari Kemenag.
Nabi Muhammad SAW tidak langsung ke langit karena dua hal.
Pertama, Nabi Muhammad adalah satu-satunya Nabi dari golongan Ibrahim AS yang berasal dari Ismail AS, sedangkan Nabi lainnya adalah berasal dari Ishaq AS.
Selain itu, Nabi Muhammad berdakwah di Makkah, sedangkan Nabi yang lain berdakwah di sekitar Palestina.
Kalau dibiarkan langsung ke langit, orang lain akan menuduh Muhammad SAW sebagai orang yang tidak ada hubungannya dengan "golongan" Ibrahim dan merupakan sempalan.
Kedua, Allah ingin memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi SAW.
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat: Isra Miraj 2023
Pada Al Qur'an surat An Najm ayat 12, terdapat kata "Yaro" dalam bahasa Arab yang artinya "menyaksikan langsung".
Berbeda dengan kata "Syahida", yang berarti menyaksikan tapi tidak mesti secara langsung.
Saat peristiwa Mi'raj, Allah memperlihatkan sebagian tanda kebesaran pada Nabi Muhammad SAW.