Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu lalu, ramai para selebriti yang melakukan transplantasi rambut.
Di antaranya seperti Anang Hermansyah hingga Kevin Aprillio.
Lantas apa sih transplantasi rambut?
Terkait hal ini Spesialis Kulit & Kelamin Bamed dr Firman Parrol, Sp.D.V.E menjelaskan apa itu transplantasi rambut dan apa saja jenis-jenisnya.
Baca juga: Upaya Atasi Kebotakan Selalu Gagal, Aktor Verdi Solaiman Putuskan Transplantasi Rambut
Transplantasi rambut tidak hanya dilakukan untuk rambut kepala, namun juga rambut ketiak, alis, kelamin, dan lainnya.
Ia pun menjelaskan dua teknik transplantasi pada rambut, yaitu follicular Unit Transplantation (FUT) dan Follicular Unit Extraction (FUE).
Masing-masing teknik memiliki keunggulan dan kekurangan.
Namun FUE lebih sering digunakan karena skar lebih kecil dan penyembuhan lebih singkat.
Selain itu membutuhkan sumber daya yang lebih sedikit, persiapan graft minimal dan dapat digunakan untuk transplantasi rambut di area selain kepala.
Keuntungan lainnya adalah dapat dilakukan walaupun area skalp minim, risiko kerusakan saraf dan perdarahan masif lebih kecil.
Salah satu perkembangan terbaru dalam teknik FUE adalah FUE Sapphire.
Kelebihan teknik baru ini adalah hasil lebih natural serta sangat aman.
Hanya terdapat efek antibacterial sehingga proses penyembuhan lebih cepat dan risiko infeksi setelah tindakan sangat kecil.
"Selain itu risiko alergi kecil, lebih presisi, penyembuhan lebih cepat, dan tidak merusak jaringan kulit,” paparnya lagi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan jika transplantasi rambut sebaiknya dilakukan jika pasien sudah berusia lebih dari 20 tahun.
Dan dianjurkan pula memiliki rambut donor yang cukup tebal, dan memahami terhadap tindakan transplantasi rambut.
Pasien yang mengalami kerontokan masih progresif tidak disarankan melakukan transplantasi rambut karena kerontokannya masih mungkin bertambah.
"Penting ditekankan agar pasien memiliki ekspektasi yang realistis terhadap hasil tindakan sehingga tidak kecewa di kemudian hari,” tutup dr. Firman.