Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Umumnya anak suka bermain peran atau role play, misalnya menjadi dokter, pilot, astronaut.
Hal itu rupanya memiliki dampak positif bagi tumbuh kembang anak. Permainan seperti itu dapat melatih imajinasi, sehingga anak mampu mendongkrak kreativitas mereka terhadap peran yang mereka mainkan.
Tak hanya itu, bermain peran membuat anak secara tidak langsung meniru percakapan sehingga dapat memperbanyak kosa kata mereka.
Oleh karenanya, peran orang tua sangat penting dalam permainan tersebut.
Psikolog sekaligus Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Endah Mastuti, mengatakan semakin banyak waktu yang dihabiskan orang tua untuk melakukan kegiatan joint attention, maka kosakata yang dimiliki anak semakin banyak.
“Ibu adalah sosok yang sangat efektif dalam mengikut arah perhatian anak, kemudian bisa memberi label objek yang sedang diperhatikan oleh anak,” ujar Endah dikutip Tribunnews dari laman unair, Sabtu (30/7/2022).
Baca juga: GMP Gelar Festival di Bandung, Tampilkan Permainan Kendang dan Musik Tradisional Jabar
Dialog secara terus-menerus dan ritmis bergantung pada kemiripan struktur ujaran ibu dan anak, serta korespondensi ujaran ibu dalam kejadian tertentu.
“Mainan yang digunakan oleh anak juga mempengaruhi jumlah dan jenis produksi bahasa orang dewasa.
Secara umum, mainan yang mendukung bermain peran, seperti boneka, menimbulkan lebih banyak variasi bahasa dari orangtua,” paparnya.
Endah menyebut bermain akan membantu anak dalam mengeksplorasi dunia mereka dan membangun pengetahuan yang baru.
Bermain peran menjadi wadah bagi anak-anak untuk menyelesaikan permasalahan, mengaktifkan daya imajinasi dan kreativitas anak, serta dapat merasakan kesenangan dari kegiatan bermain itu sendiri.
“Melalui kegiatan bermain, anak dapat belajar bagaimana membangun hubungan sosial, berbagi, dan bernegosiasi dengan anak lainnya," kata dia.
Seiring kebutuhan, saat ini bermunculan pusat bermain anak yang memfasilitasi anak bermain peran.