Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir-akhir ini acap kali terdengar istilah generasi stroberi.
Julukan ini ditujukan pada anak-anak yang dianggap kurang mampu menerima tantangan dalam kehidupan.
Menurut Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K), kemunculan generasi stroberi tidak jauh dari peran orangtua.
Generasi ini biasanya muncul pada orang tua yang menerapkan helikopter parenting.
Helikopter parenting adalah pola asuh orang tua yang dilakukan dengan berfokus dan cenderung mengontrol kegiatan anak.
Baca juga: Peringati International Youth Day, Sandination Ajak Generasi Muda Asah Kemampuan Tingkat Global
"Jadi fenomena sekarang ada orangtua sangat abai pada anak. Atau sebaliknya ikut campur dan terlalu melindungi," ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa (29/8/2023).
Menurut dr Piprim, orangtua jangan terlalu ikut campur pada keputusan anak.
Harus seimbang, di satu sisi membantu anak.
Tapi juga membiarkan anak menyelesaikan masalah dan belajar membuat keputusan sendiri.
Hal ini agar anak-anak bisa menghadapi risiko dan mampu menyelesaikan masalah sendiri.
Dengan harapan, mental anak pun ikut terasah dan menjadi kuat.
Lebih lanjut dr Piprim menekankan anak perlu belajar dari proses kehidupan.
"Itu jauh lebih penting. Harus seimbang, bimbinbangan dan otonomi orangtua," pungkasnya.