Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Anak yang mengalami anemia nyatanya tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik saja, tapi juga psikis.
Bahkan, anak yang mengalami anemia berisiko mengalami bullying atau perundungan.
Kok bisa?
Menurut Psikolog Klinis Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi. hal ini bisa saja terjadi. Meski tidak secara langsung.
Anna menjelaskan, anemia rentan dialami anak berusia lima tahun ke bawah. Sehingga perundungan tidak terjadi di usia tersebut.
Namun, bullying terjadi ketika anak anak sudah cukup besar dan duduk di bangku sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan seterusnya.
Baca juga: Meski Nathalie Holscher Kerap Di-bully Warganet, Yogi Ilham Tetap Tulus Dampingi Mantan Istri Sule
"Bayangkan anak alami anemia, zat besi kurang. Sebenarnya ada satu hormon sangat berpengaruh yaitu dopamin dan oksitosin.
Kita bilang (keduanya) hormon kesehatan mental," ungkap Anna pada media briefing di Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Hormon dopamin berpengaruh cukup besar agar anak bersemangat, merasa positif dan sebagainya.
Saat anemia, hormon tersebut berkurang.
"Apa yang terjadi? Konsentrasi bermasalah, kemudian dia punya masalah dalam emosinya, menjadi cenderung negatif, kemudian ketika berteman, bergaul tidak optimal," jelas Anna.
Sebagai contoh, saat teman sebayanya mengobrol perihal film, anak yang mengalami anemia sulit berkonsentrasi sehingga tidak tercipta komunikasi yang nyambung.
"Teman-temannya merasa, kita semua nyambung kok kamu enggak. Disitu kena potensi mengalami bullying. Kamu gak ngerti kena begituan, tontonan kamu gak asyik," kata Anna mencontohkan.