“Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami. Dan telah Kami wahyukan kepada mereka untuk berbuat kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami-lah mereka menyembah.”
Artinya seorang pemimpin itu ketika berbicara dituntun oleh Allah, seharusnya. Tentu berbeda dengan pejabat. Karena itu, tidak salah apa yang dikatakan oleh Gus Dur, bahwa di Indonesia ini apa yang dikatakan itu berbeda dengan apa yang dikerjakan.
Berbicara menentang korupsi, koruptor harus dihukum ini dan itu. Ternyata dia tertangkap tangan meneriman suap. Ini pejabat, bukan pemimpin. Maka menjadi sulit sekarang ini, kita mencari sosok pemimpin yang tepat untuk bangsa Indonesia ini.
Ketiga, karena mereka tidak bisa memberikan suri tauladan yang baik. Sehingga ketika seseorang itu sulit memberikan suri tauladan, maka yang lain pun akan sulit untuk mengikutinya. Padahal, satu perbuatan yang baik jauh lebih efektif daripada seribu kali berkata-kata.
Maka kalau kanjeng Nabi lebih suka berdakwah bi al-hal, dengan perbuatan. Karena dakwah dengan perbuatan itu lebih efektif dibandingkan dengan dakwah lewat kata-kata.
Apalagi kita berkata-kata, berucap, dan merintahkan ini dan itu tetapi kita tidak mampu melaksanakannya. Maka, sesungguhnya kita semua ini adalah pemimpin. Kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyyatihi.
Kamu semua adalah pemimpim, paling tidak menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Maka hendaknya kita menjadi pemimpin yang baik, karena kita akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kita.
Semoga bermanfaat. Semoga kita menjadi pemimpin-pemimpin yang baik, dan kita mendapatkan pemimpin-pemimpin yang baik dan soleh.
Sehingga negeri Indonesia ini akan menjadi baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur.
إِنَّ أَحْسَنَ الْكَلَامِ، كَلَامُ اللهِ الْمَلِكُ الْمَنَّانُ، وَبِالْقَوْلِ يَهْتَدُ الْمُرْتَضُوْنَ. مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ، وَمَنْ أَسآءَ فَعَلَيْهَا، وَمَارَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلآيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Baca juga: Khutbah Jumat 10 November untuk Mengingat Semangat Juang Para Pahlawan
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)