Sehingga mempunyai penegesan bahwa keimanan dan ketakwaan tergantung pada hamba yang melaksanakan, dan balasannya akan dirasakan sendiri baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Maasiral Muslimin
Ini artinya bahwa keimanan dan ketakwaan ini harus menyatu.
Ketakwaan seseorang baru akan dicatat oleh Allah manakala ketakwaan itu didasari oleh keimanan yang mantap dalam hati. Mengapa? Karena keimanan itu adalah pekerjaan hati sebagai simbol dia percaya dan tunduk dalam segala aturan agama.
Sedangkan takwa adalah bentuk bukti dari amal perbuatan yang menunjukkan keimanan tersebut melalui amaliah ibadah sehari-hari.
Apabila kedua hal ini ada pada seseorang dan ia mau melaksanakan dengan penuh kesadaran maka sesungguhnya ia berhak mendapatkan janji-janji Allah SWT.
Semoga kita dijadikan oleh Allah sebagai hamba-hamba yang mampu melakukan taat dengan sebenar-benarnya dan menjauhi hal-hal yang menjauhkan kita dari jalan Allah SWT.
جعلنا الله وإياكم من الفائزين الأمنين. والله يقول وبقوله يهتد المهتد ون . أعود بالله من الشيطان الجيم . بسم الله الرحمن الرحيم . من عمل صالحا فلنفسه ومن اساء فعليها وما ربك بظلام للعبيج . بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلأٓيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)