News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Koalisi Partai Politik

Demokrat Respons Fahri Hamzah soal Dinamika Koalisi Perubahan: Sekiranya Masih di PKS, Pasti Tahu

Penulis: Reza Deni
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani.

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah yang menyinggung hiruk pikuk Koalisi Perubahan, khususnya antara Partai NasDem dan Demokrat.

Menurut Kamhar, Koalisi Perubahan terus berproses menuju kematangan dan mengalami kemajuan.

Bahkan, Kamhar menyinggung andai Fahri masih di PKS, pasti akan paham soal dinamika ini.

"Ini perlu Bang Fahri Hamzah ketahui untuk menepis dugaannya bahwa ini tak jelas. Sekiranya masih di PKS pasti bisa melihat dan mengetahui kejelasannya. Meskipun demikian, pada saatnya nanti Bang Fahri akan mengetahui kejelasannya," kata Kamhar kepada wartawan, Jumat (18/11/2022).

Meski demikian, Kamhar memaklumi bahwa Koalisi Perubahan belum memasuki pembahasan terkait capres-cawapres.

"Kita juga menghargai pemikiran jika dalam kurun waktu yang masih panjang ini sebelum memasuki tahapan formal jadwal pencapresan agar publik, civil society, media, kampus, dan kelompok strategis lainnya diberi ruang atau difasilitasi untuk menjalankan agenda-agenda yang menguji nama-nama yang saat ini mengemuka sebagai bakal capres dan cawapres agar bangsa ini tak lagi salah pilih pemimpin," kata dia.

Baca juga: Fahri Hamzah Nilai Hiruk Pikuk NasDem dan Demokrat soal Pendamping Anies Baswedan Harus Difasilitasi

Soal dinamika yang ada, dikatakan Kamhar, adalah bagian dari pendewasaan internal koalisi.

Lebih lanjut, Kamhar menegaskan apa yang disampaikan Andi Arief semata untuk menegaskan kedisiplinan dan integritas.

"Apalagi Ketua Umum NasDem Pak Surya Paloh sudah secara tegas menyerahkan perihal cawapres kepada Mas Anies, jadi mestinya politisi NasDem lainnya taat azas untuk tak membuat manuver-manuver yang bertentangan dengan itu," tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah ikut menanggapi dinamika yang terjadi di antara Partai Demokrat dan Partai NasDem soal isu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mendampingi Anies Baswedan .

Menurutnya, ribut semacam itu terjadi lantaran jadwal Pemilu yang masih lama, tapi capres cawapres potensial sudah mulai bermunculan.

Lewat akun Twitternya @Fahrihamzah. Dia menyebut Demokrat dan NasDem tidak jelas.

"Kita akan mengalami hiruk-pikuk ribut antar calon karena jadwal pemilu baru mulai bulan September, sementara calonnya sudah gentayangan di mana-mana," ucap Fahri Hamzah, dikutip Jumat (18/11/2022).

Fahri mengatakan jadwal Pemilu sudah ideal ditentukan oleh penyelenggara Pemilu.

"Tetapi kan tidak ada kegiatan ya kan. Harusnya difasilitasi perdebatan yang memungkinkan publik tahu orang-orang ini siapa aja mereka dan apa idenya memimpin Indonesia," kata dia.

Dia menilai bahwa perbedaan yang terjadi kini masih berdasarkan sentimen dan emosi, bukan pikiran.

"Harusnya kita akhiri perbedaan perasaan kita mulai perbedaan pikiran karena itu lebih sehat dan dewasa bagi demokrasi," tandas dia.

Diketahui, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali meminta Partai Demokrat agar kemarahannya tak dikaitkan ke Anies Baswedan.

Hal itu merespons kritikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief terhadapnya soal peluang Gibran Rakabuming Raka jadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan di 2024.

Ali mengingatkan Partai Demokrat agar tak membatasi mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan siapapun.

"Jadi gini, kemarahan teman-teman Demokrat jangan digeber kepada Anies," kata Ali saat dihubungi, Kamis (17/11/2022).

Ali menilai agak repot ketika ada orang yang tak disenangi Partai Demokrat lalu melarang Anies untuk berkomunikasi dengan mereka.

"Jadi ketika kemudian ada orang yang tidak senang dengan Demokrat, atau orang yang tidak disenangi Demokrat, terus Anies tidak boleh berteman dengan dia, kan repot juga kalau begitu," ucap Ali.

Lebih lanjut, Ali menegaskan pertahanan partainya mengusung Anies sebagai capres karena ingin melakukan perubahan.

"Jadi kita usung Anies karena kita mau melakukan perubahan. Melakukan perubahan bukan berarti kita memusuhi orang lain," ungkap dia.

Karenanya, ia menuturkan pihaknya mengusung Anies dengan ide dan gagasan, bukan mengajaknya membenci orang lain.

"Jadi hendaknya kemudian kita usung Anies itu dengan gagasannya. Jadi bukan ajak Anies untuk benci orang lain," imbuhnya.

Sebelumnya, Ali mengomentari peluang Anies diduetkan dengan Gibran seusai keduanya bertemu di Solo, Jawa Tengah.

Ali berkelakar Gibran juga memiliki kualifikasi apabila diduetkan dengan Anies pada pemilihan presiden (pilpres) 2024.

"Enggak (terkait politik) lah. Ya tapi kalau kemudian Gibran dipantaskan untuk jadi cawapres Anies, kenapa tidak? Dia menurut saya memenuhi kualifikasi itu. Bisa jadi," kata Ali saat dihubungi, Selasa (15/11/2022).

Ali menegaskan kehadiran Anies ke Solo adalah yakni mengikuti haul ke-111 Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi.

Terhadap pernyataan itu, Andi Arief mengingatkan Partai NasDem agar berkonsentrasi pada apa yang dibicarakan di 'Koalisi Perubahan'.

Andi lantas meminta Ali agar ketika Anies bertemu figur di luar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat lantas menawarkan jadi cawapres.

"Jangan setiap bertemu figur di luar PKS dan Demokrat, NasDem menawarkan sana-sini," kata Andi melalui akun Twitternya, Kamis (17/11/2022).

Andi mengingatkan partai besutan Surya Paloh itu agar konsentrasi pada apa yang dibicarakan di koalisi dan bulatkan tekad memilih jalur perubahan.

"Sebaiknya konsentrasi saja pada apa yang sudah dibicarakan di koalisi. Bulatkan saja tekad bahwa NasDem bergabung bersama PKS dan Demokrat memilih di jalur perubahan," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini