Djan Faridz memulai karirnya membuka usaha bengkel las.
Seiring berjalannya waktu, ia pun juga mulai menjual barang kepada konstruksinya.
Tepat pada tahun 1996, Djan Faridz mendirikan PT Dizmatra Powerindo, sebagaimana yang dikutip dari unkris.ac.id.
PT Dizmatra Powerindo merupakan sebuah kontraktor swasta, diketahui perusahaan itu pernah mendapat proyek dari PT Pertamina.
Selain itu, Djan Faridz juga sempat memiliki usaha yang berspekulasi mengenai tanah.
Dengan kinerjanya yang baik, Djan Faridz juga pernah menjadi anggota di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIMPI).
Diketahui, ia pun masuk organisasi Islam yang bernama Nahdhatul Ulama (NU) pada tahun 2004 sebagai anggota.
Baca juga: Forkopi Audiensi dengan Fraksi PPP DPR, Sampaikan Aspirasi Tolak Pengawasan Koperasi oleh OJK
Berselang lima tahun, Djan Faridz pun diangkat sebagai bendahara NU Jakarta di tahun 2009.
Di tahun yang sama, Ia pun terpilih sebagai wakil Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jakarta dengan suara 200.000.
Saat menjabat di DPD, Djan Faridz melestarikan tipu daya budi Betawi dengan meningkatkan ekonomi Jakarta melalui pasar tradisional.
Dengan karir yang baik, ia terpilih menjadi kepala cabang NU Jakarta pada tahun 2014.
Diketahui sebelumnya, Djan Faridz pernah terpilih dan menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat pada 17 Oktober 2011 yang membuatnya harus mengundurkan diri dari pemilihan Gubernur Jakarta.
Di sisi lain, Djan Faridz pernah dilaporkan oleh Indonesia Corruption Watch pada tahun 2000 dengan dugaan menerima uang tidak transparan ke pembangunan tenaga listrik pada tahun 2000.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai orang yang memiliki hubungan spesial dengan para politikus, termasuk Presideen SBY saat itu.
(Tribunnews.com/Pondra Puger)