TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau para pendukung dan relawannya yang tergabung dalam Gerakan Nusantara Bersatu agar berhati-hati memilih calon pemimpin pada Pilpres 2024 mendatang.
Jokowi meminta para pendukungnya itu untuk tidak asal memilih pemimpin.
Baca juga: Hadiri Gerakan Nusantara Bersatu, Relawan Pertiwi Indonesia Dukung Jokowi soal Indonesia Emas 2045
Menurut Jokowi, sosok calon pemimpin yang layak untuk dipilih adalah mereka yang memikirkan rakyatnya.
Hal itu disampaikan Jokowi di depan ribuan relawan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (26/11/2022).
Jokowi kemudian membeberkan ciri-ciri dari sosok yang memikirkan rakyat itu di antaranya adalah kelihatan dari penampilannya.
"Dari penampilan kelihatan, banyak kerutan karena mikirin rakyat, ada yang rambutnya putih semua, ada itu," kata Jokowi.
Ia mengingatkan relawannya untuk berhati-hati memilih calon pemimpin, terutama yang wajahnya bersih tanpa kerutan.
"Kalau wajahnya cling bersih, tidak ada kerutan di wajahnya hati-hati, lihat juga lihat rambutnya, kalau rambutnya putih semua, ini mikir rakyat ini," ujarnya.
Baca juga: Terungkap! Jokowi Ternyata Rekomendasikan Erick Thohir ke Megawati Jadi Cawapres
Selain ciri-ciri fifik, Jokowi juga menuturkan calon pemimpin yang harus dipilih adalah sosok yang harus mengerti dan diinginkan rakyat.
Menurutnya, masyarakat jangan sampai memilih yang hanya bisa duduk manis di Istana Negara dan tak mau turun ke bawah.
"Pilih pemimpin yang tahu apa yang diinginkan rakyat, dibutuhkan rakyat, setuju? Jangan sampai kita pilih pemimpin yang hanya senang duduk Istana yang AC-nya dingin," katanya.
Menurut Jokowi Indonesia merupakan negara besar. Karena itu, kata dia, Indonesia membutuhkan pemimpin yang senang turun langsung ke rakyat.
"Ini negara besar, ini negara besar, jangan hanya duduk manis di Istana Presiden. Carilah, saya ingatkan carilah pemimpin yang senang dan turun ke bawah, yang mau merasakan keringatnya rakyat," tutur dia.
Pada kesempatan itu Jokowi mengatakan untuk terus menjaga apa yang sudah diraih Indonesia, tidak hanya untuk 2024, 2029 tapi juga untuk Indonesia emas 2045 dan seterusnya.
Oleh karena itu, Jokowi mewanti-wanti masyarakat untuk tidak asal pilih pemimpin hanya karena kepentingan jangka pendek, politik, tapi lupa akan keberlanjutan yang sudah diraih.
"Jangan lupa untuk menjaga agar yang sudah di jalur tepat ini harus dilanjutkan. Konsekuensi ke depan pemimpin seperti apa yang kita cari? Hati-hati, saya titip, pilih nanti di 2024 yang ngerti apa yang dirasakan oleh rakyat, setuju?" ucapnya.
Jokowi mengatakan prinsip paling penting memimpin Indonesia adalah memahami keberagaman.
Baca juga: Jika Tetap Usung Ganjar Pranowo, Pengamat sebut KIB Berpotensi Ditinggal Kader
"Buat saya, ini prinsip yang paling penting mengelola negara besar seperti Indonesia. Pemimpinnya seperti apa? Pemimpin Indonesia harus menyadari mengenai keberagaman Indonesia," kata Jokowi.
Ia mencontohkan keberagaman itu seperti memiliki 714 suku, lebih dari 1.300 bahasa daerah, dan beberapa agama.
"Oleh sebab itu, pemimpin itu, sekali lagi harus menyadari mengenai keberagaman Indonesia," ucapnya.
Sinyal untuk Ganjar
Terkait ucapan Jokowi mengenai ciri-ciri pemimpin itu, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menyebut ucapan itu merupakan sinyal nyata yang diberikan Jokowi kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sebab kata dia, dari tiga nama calon presiden (capres) yang digadang-gadang akan maju pada pilpres 2024, hanya Ganjar yang paling sesuai dengan kriteria yang disebutkan Jokowi.
"Artinya dari ketiga kandidat capres terkuat yang kini bertengger di peringkat teratas, yakni Ganjar, Prabowo, dan Anies, hanya Ganjar-lah yang memiliki penampakan rambut putih mencolok," kata Agung.
Menurut Agung, sinyal Jokowi mendukung Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pilpres bukan hanya diutarakan kali ini saja.
Jokowi juga pernah menunjukkan secara terang-terangan sosok Ganjar Pranowo saat acara Projo pada 20 Mei lalu.
"Gubernur Jawa Tengah tersebut langsung diundang dan (Jokowi) menyebut bahwa yang diundang dalam acara tersebut (Ganjar, red), mungkin yang didukung dalam Pilpres," kata Agung.
Dukungan Jokowi terhadap Ganjar kata Agung juga merupakan hal yang wajar.
Mengingat kata dia, keduanya merupakan kader yang bernaung dalam satu partai yang sama yakni PDI Perjuangan.
Baca juga: Pengamat Prediksi Jika Pilpres 2024 Dua Putaran Prabowo Keluar Sebagai Pemenang, Berikut Analisanya
Bedanya, Jokowi sudah tidak bisa maju lagi di Pilpres.
Sementara Ganjar merupakan salah satu sosok yang digadang maju sebagai calon presiden.
"Di titik inilah, dukungan Presiden Jokowi semakin logis karena peluang menang Ganjar sementara ini membesar kecuali ada situasi luar biasa yang membuat Ganjar tak bisa maju ke arena Pilpres," ujar Agung.
Hal senada diucapkan Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno.
Ia menilai pernyataan Jokowi itu merupakan bentuk dukungan kepada Ganjar.
"Fix 1.000 persen kode keras Jokowi endorse Ganjar. Tak ada yang bisa membantah. Ini kali kedua Jokowi secara eksplisit gelagat politiknya dukung Ganjar," kata Adi.
"Sebelum hari ini, Jokowi juga dukung Ganjar di acara Projo beberapa waktu lalu yang memantik hubungan panas dingin dengan sejumlah elite PDIP," imbuhnya.
Sementara Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga menilai tak ada yang baru dalam ucapan Jokowi itu.
"Sebetulnya tidak ada yang baru dan spesial dengan pernyataan presiden tersebut. Sebagaimana biasanya Presiden Jokowi sebelumnya menyampaikan hal yang sama kepada Pak Airlangga pada acara HUT Golkar, kepada Pak Prabowo juga pada saat acara Gerindra," kata Lamhot.
"Artinya kami melihat Jokowi mendorong anak-anak bangsa yang berkualitas dan mendapat respon positif dari publik untuk meneruskan dan melanjutkan pembangunan Indonesia ke depan," ujarnya.(tribun network/fik/riz/dod)