TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jokowi dinilai telah memberi sinyal bakal mendukung Ganjar Pranowo saat dia menyebut pemimpin yang memikirkan rakyat bercirikan rambutnya yang putih. Lalu bagaimana nasib Prabowo Subianto?
Seperti diketahui, di hadapan relawannya di Stadion GBK, Jokowi menyebutkan ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat.
Hal itu dilihat dari fisiknya, antara lain, terlihat dari raut mukanya yang berkerut serta rambutnya putih.
"Saya ulang, jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya, kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati hati. Lihat juga, lihat rambut rambutnya, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini," kata Jokowi, Sabtu (26/11/2022) di Stadion Gelora Bung Karno.
Publik pun sontak mengaitkan sosok yang dimaksud adalah Ganjar Pranowo.
Seperti diketahui, Gubernur Jawa Tengah itu memiliki rambut putih, meski belakangan, setelah pernyataan Jokowi tersebut, ia mencat rambutnya menjadi hitam.
Apa reaksi Gerindra menanggapi dugaan dukungan "terselubung" Jokowi kepada Ganjar Pranowo.
Baca juga: 3 Alasan Versi Pengamat Politik Kenapa Dukungan Jokowi ke Ganjar Lebih Besar daripada Capres LainĀ
Sebagaimana diketahui, Jokowi pernah mengatakan setelah ini kemungkinan Pilpres 2024 jatahnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang merupakan rivalnya di dua pilpres sebelumnya.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan di acara HUT Perindo di Jakarta Pusat, Senin (7/11/2011).
"Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," ucap Jokowi.
Jokowi mempersilakan pernyataannya itu diartikan sebagai sebuah sinyal dukungan ke Prabowo Subianto.
"Ya diartikan sinyal ya boleh tapi kan saya ngomong juga nggak apa-apa," kata Jokowi.
Menanggapi pernyataan pemimpin "berambut putih", politikus Gerindra Andre Rosiade menanggapi santai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat.
Dalam pidatonya, Jokowi bertutur, pemimpin yang memikirkan rakyat itu salah satunya terlihat dari rambutnya yang berwarna putih dan keriput.
Terkait hal ini, Andre menghormati pernyataan tersebut dan menilai hal itu bagian dari demokrasi dan kebebasan berpendapat sebagai warga negara.
"Klaim pernyataan Presiden Jokowi soal kandidat berambut putih, kami jelas menghormati pernyataan Presiden Jokowi," kata Andre berdasarkan laporan Jurnalis Kompas TV, Jonah Hamonangan, Minggu (27/11/2022).
"Kami menghormati dan bagian dari demokrasi."
Tak hanya soal pernyataan Jokowi soal pemimpin rakyat, Andre juga menanggapi penggunaan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) oleh relawan dan Jokowi untuk acara silaturahmi bertajuk Nusantara Bersatu, Sabtu (26/11) kemarin.
Seperti diketahui, penggunaan GBK untuk acara tersebut menuai kritik sejumlah pihak tak terkecuali para netizen.
Mereka mempertanyakan konsistensi penggunaan Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk Piala Dunia U-20 2023, setelah sebelumnya, tidak bisa jadi kandang Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2022 maupun venue konser girl band Korea Selatan, Blackpink.
Baca juga: Riuh Kode Jokowi soal Pemimpin Rambut Putih, Ganjar Unggah Foto Penampilan Beda: Cukur
Terkait hal ini Andre menuturkan penggunaan GBK sejatinya merupakan kebijaksanaan pemerintah.
"Lalu mengenai penggunaan GBK, GBK adalah aset yang dikelola Kementerian Sekretariat Negara. Pemerintah yang menentukan bisa dipergunakan atau tidak," ujarnya.
Jokowi sebagai Kode Dukung Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024?
Secara terpisah, Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menilai, pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait Pilpres 2024 dinilai memberi kode dukungan kepada sejumlah tokoh yang mengarah pada Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Arif Nurul Imam menilai jika kedua tokoh ini bisa berpasangan dalam pilpres akan menjadi duet maut.
Hal ini karena kedua tokoh sama-sama memiliki basis pendukung yang besar.
"Selain itu, duet Prabowo-Ganjar ada indikasi mendapat sinyal dukungan dari Presiden Jokowi," kata Arif kepada wartawan, Minggu (27/11/2022).
Arif melihat beberapa pernyataan Presiden Jokowi nampaknya ada keinginan menduetkan dua tokoh tersebut.
"Apalagi koalisi Gerindra yakni PKB menyatakan bahwa otak-otik dalam Pilpres merupakan hal lumrah," ucapnya.
Sebelumnya, memang telah muncul isu Prabowo bakal berduet dengan Ganjar Pranowo pada pemilu mendatang.
Merespons ini, Gerindra tak menjawab tegas.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono mengatakan, isu itu mungkin muncul sebagai sebuah gagasan.
"Ya, namanya ide gagasan atau perdebatan antara siapa yang paling pas dengan siapa itu berjalan terus, dan saya belum dengar secara eksplisit, tapi mungkin ada saja yang membicarakan pasangan tertentu," kata Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Budi pun menyebut, banyak tokoh yang berpotensi mendampingi Prabowo pada pemilu mendatang.
Untuk itu, pembahasan cawapres masih terus berjalan di internal Gerindra.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI-P Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul juga tak banyak berkomentar soal ramainya isu ini.
Dia mengatakan, ihwal pencapresan menjadi wewenang Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Ancaman Cak Imin
Sebelumnya,Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) disebut bakal membuat komposisi baru bila mana Prabowo Subianto berpasangan dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
"Saya bikin komposisi lain (jika Prabowo-Ganjar berduet)," kata Cak Imin di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (21/11/2022).
Sayangnya terkait kemungkinan komposisi baru itu Ketua Umum PKB tersebut masih enggan bocorkan komposisi yang dimaksud.
Adapun perihal deklarasi capres dan cawapres dari koalisi Gerindra-PKB saat ini dikatakan masih menunggu tuntasnya diskusi kedua belah pihak.
"Ya pokoknya kita harus menentukan pilihan di momentum yang tepat dan diskusinya belum tuntas. Kita internal berdua belum sepakat untuk satu nama capres," sambungnya.
Wakil Ketua DPR itu juga mengatakan kendala dari kedua partai koalisi tersebut karena masing-masing masih menginginkan jadi calon presiden.
"Ya betul karena saya dimandatkan Muktamar PKB untuk capres bukan cawapres," ungkapnya.
Kemudian terkait kemungkinan mengubah hasil Muktamar PKB dikatakan Cak Imin harus bikin muktamar baru.
"Ya kalau nanti negosiasi terjadi perkembangan, baru saya bikin muktamar untuk mengubah," tutupnya.