Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengungkapkan alasan dirinya mengkritik pencalonan Anies Baswedan sebagai calon presiden oleh Partai Nasdem.
Menurut Fahri Hamzah, masyarakat tidak boleh bertindak dengan mengkultuskan satu sosok.
"Tapi kalau dia berpindah pindah, tidak boleh kita jadi korban irasionalitas bahwa dia ratu adil yang tak tergantikan," ujar Fahri Hamzah dalam diskusi yang digelar di Kampus A UNJ, Rabu (7/12/2022).
Fahri Hamzah mengatakan pendaftaran capres untuk Pemilu 2024 baru dimulai pada 7 hingga 13 September tahun 2023 mendatang.
Namun orang sudah menentukan sosok yang akan diusung sebagai capres pada Pemilu 2024.
Baca juga: Wakil Ketua Umum NasDem: Anies Baswedan akan Datang ke Resepsi Pernikahan Kaesang dan Erina
"Orang sudah harus Anies, harus Ganjar, harus Ganjar. Pak Jokowi dipakai untuk mendukung salah satu kandidat yang kita belum tahu pikirannya," kata Fahri.
Dirinya menegaskan agar masyarakat tidak membela sosok kandidat.
Bagi Fahri, yang perlu dibela untuk dijadikan capres adalah gagasannya.
Baca juga: Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan: Anies Baswedan Pasti Pancasilais, Tak Mungkin Cuma Bela Islam
"Kita belum track recordnya. Belum tahu dia bisa menyelesaikan masalah ini atau tidak. Tapi kita sudah dikonsolidasi untuk membela orang. Capek membela orang. Manusia jangan dibela, pikirannya yang kita bela sebab manusia berubah-ubah," pungkas Fahri.
Soal Pendamping Anies
Fahri Hamzah sempat menanggapi terkait dinamika yang terjadi di antara Partai Demokrat dan Partai NasDem soal isu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mendampingi Anies Baswedan.
Menurutnya, hiruk pikuk di antara kedua partai tersebut terjadi karena jadwal Pemilu yang masih lama, tapi capres cawapres potensial sudah mulai bermunculan.
Lewat akun Twitternya @Fahrihamzah, Fahri awalnya menyebut Demokrat dan NasDem tidak jelas.