Namin, dia menyebut Ganjar masih harus berjuang untuk mendapatkan dukungan dari partainya sendiri, PDIP.
"Rivalitas internal terjadi antara Ganjar yang menuai tingginya elektabilitas dengan Puan Maharani yang berada pada posisi lebih menentukan dalam hal pemberian tiket capres," kata Vivin
Demikian pula dengan Anies, menurut Vivin, masih belum jelas akan didukung oleh koalisi partai mana saja.
"Sejauh in baru Nasdem yang telah mendeklarasikan Anies sebagai capres, sedangkan partai-partai lain seperti PKS dan Demokrat masih belum memutuskan secara resmi," kata dia.
Nama-nama lain yang potensial masuk dalam pertarungan memperebutkan tiket capres maupun cawapres adalah Khofifah Indar Parawansa (3,3 persen), Erick Thohir (2,8 persen), dan Puan Maharani (2,2 persen).
Berikutnya ada Andika Perkasa (1,5 persen), Airlangga Hartarto (1,2 persen), Mahfud MD (1,1 persen), dan Yenny Wahid. Nama-nama lainnya memiliki elektabilitas di bawah 1 persen, dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab 8,3 persen.
Seperti halnya pada klaster tiga besar dan enam besar, terdapat pula dinamika di antara nama-nama tersebu.
“Khofifah dan Erick masih unggul, tetapi dibayangi oleh nama-nama yang sedang menanjak, seperti Puan, Andika, dan Yenny,” Vivin memaparkan.
Vivin melanjutkan, usai Andika resmi lengser dari jabatannya sebagai Panglima TNI, sejumlah partai seperti mencoba memasukkan Andika sebagai figur cawapres, termasuk Nasdem.
"Skenario Anies-Andika bisa mengancam niat Demokrat untuk mengusung AHY sebagai cawapres,” pungkas Vivin.
Diketahui, survei Index Research dilakukan pada 11-20 Desember 2022 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi.
Baca juga: Perbandingan Elektabilitas Ganjar, Prabowo dan Anies Baswedan Versi Charta Politika & Litbang Kompas
Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka.
Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Tak hanya di indEX, Ganjar juga sebelumnya unggul di lembaga survei Charta Politika Indonesia.