TRIBUNNEWS.COM - Usulan Partai Demokrat agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan, disebut memaksakan kehendak.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali.
Sebab, kata Ahmad Ali, di internal rencana Koalisi Perubahan belum menyepakati soal sosok Cawapres dari Anies Baswedan.
"Kalaupun demikian (Demokrat ingin AHY Cawapres Anies Baswedan) berarti memaksakan kehendak, karena kita belum menyepakati itu," ujarnya, Rabu (11/1/2023).
Ahmad Ali lalu menyebut rencana Koalisi Perubahan sulit terwujud apabila PKS, NasDem, dan Demokrat, masing-masing mengusulkan Cawapres.
"Artinya ada tiga Cawapres dalam kontestasi ini."
"Kalau demikian akan sulit diwujudkan koalisi tersebut," jelas dia.
Respons AHY
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menanggapi pernyataan Ahmad Ali.
"Yang jelas begini, kami juga setuju bahwa tidak boleh dalam ikhtiar membangun koalisi ada yang saling memaksakan kehendak, ada yang saling memaksakan diri," ujar AHY di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (12/1/2023), dilansir Kompas.tv.
AHY menyebut, Partai Demokrat tidak akan pernah memaksakan kehendak dalam pembahasan koalisi bersama NasDem dan PKS.
Ia menegaskan, Partai Demokrat berharap Koalisi Perubahan bisa menjadi poros alternatif dan mewujudkan harapan masyarakat nantinya.
"Tidak boleh memang saling memaksakan, tapi sebaliknya kita harus meyakinkan bahwa pasangan yang nanti bisa dihadirkan oleh Koalisi Perubahan ini adalah pasangan yang benar-benar merepresentasi gerakan perubahan dan perbaikan, dan harus bisa membawa kans kemenangan yang paling besar. Itu yang menjadi konsensus," beber AHY.
Baca juga: Demokrat Disebut Batal Gabung Koalisi Perubahan, AHY: Kita Justru yang Menginisiasi
Demokrat Bantah Pernyataan NasDem