TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum NasDem Surya Paloh menginstruksikan kepada para kadernya bahwa soal calon wakil presiden diserahkan kepada Anies Baswedan.
“Siapa yang akan menjadi cawapres ya nanti kita rembuk bersama. Kata Pak Surya, siapa yang kemudian bisa menjadikan ini dwitunggal,” kata Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya kepada wartawan, Rabu (18/1/2023)
Sementara itu, soal penjajakan Koalisi Perubahan bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat, Surya meminta agar Nasdem mengingat prinsip kesetaraan.
“Kan spirit awalnya membangun Koalisi Perubahan ini equal partnership. Kecuali mau ada subordinasi satu dengan yang lain, itu hal yang berbeda,” ujar dia.
Wakil Ketua Baleg DPR RI itu mengatakan, hingga kini komunikasi tim kecil Koalisi Perubahan terus berlanjut.
Willy menyebut pada Februari nanti sangat mungkin Surya bakal bertemu dengan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri.
"Memang pertemuan Pak Surya dan Habib Salim sudah beberapa kali kita agendakan, tapi tertunda karena banyak agenda. Jadi, ya kita lihatlah ke depan ini, mungkin bulan depan bisa ketemuan,” imbuhnya.
Sebelumnya,Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera Muhammad Kholid menilai sosok cawapres Anies Baswedan punya kapasitas menang yang tinggi.
Kholid berpandangan bahwa penting untuk sama-sama membangun kebersamaan dalam memutuskan hal hal strategis di bakal Koalisi Perubahan nanti.
"Terkait Cawapres sendiri, kami memandang bahwa PKS Nasdem dan Demokrat harus sama-sama duduk bersama, membahasnya dengan terbuka, rendah hati, rasional dan obyektif," kata Kholid kepada wartawan, Selasa (17/1/2023).
Baca juga: AHY Disebut Potensial Dampingi Anies, tapi Bisakah Suara di Jawa Terpenuhi?
Kholid menyebut Cawapres pendamping Anies Baswedan harus memiliki visi yang sama.
Pihaknya juga mempertimbangkan sosok yang memiliki kapasitas menang tinggi.
"Visinya adalah memilih yang terbaik untuk bangsa Indonesia ke depan. Kalau visinya adalah politik kebangsaan, politik kenegaraan, maka setiap pihak dalam anggota koalisi perubahan akan menemukan titik temu yang terbaik," ujar Kholid.
PKS, dikatakan Kholid, memandang bahwa syarat utama adalah memiliki kapasitas menang yang tinggi (capacity to win election).
"Ini bisa kita uji bersama-sama secara objektif," lanjutnya.
Kemudian, Kholid menilai pertimbangan kedua berkaitan dengan kinerja kepemimpinan di pemerintahan.
"Cawapres Anies juga mesti sosok yang bisa memperkuat pondasi di Koalisi Perubahan," kata dia.
"Dan yang sangat penting juga adalah chemistry atau kecocokan atau penerimaan dari Sang Capres. Di sinilah harus kita ramu bersama-sama dengan pikiran yang jernih agar dapat format terbaik," tandasnya.
Baca juga: Partai Gelora Dorong Dua Mantan Kader PKS Anis Matta dan Fahri Hamzah Jadi Capres atau Cawapres
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP Partai Nasdem, Effendi Choirie atau Gus Choi mendengar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat bakal mendeklarasikan dukung Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres) pada Februari 2023 mendatang.
Gus Choi menuturkan bahwa kedua partai tersebut bakal bergabung bersama NasDem mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.
"Saya mendengar bahwa PKS maupun Demokrat akan mendeklarasikan mendukung Anies sebagai calon presiden mungkin akhir Januari, mungkin Februari, pokoknya kira-kira sekitar 2 bulan 1 bulan inilah. Itu yang saya dengar," kata Gus Choi saat ditemui di Kopi Politik, Jakarta Selatan, Sabtu (7/1/2023).
Ia meyakini bahwa kedua partai tersebut memiliki visi yang sama dengan NasDem untuk mendorong Anies Baswedan. Ketiganya juga disebut telah mantap berkoalisi menyongsong Pemilu 2024.
"Atas informasi itu saya yakin PKS sama Demokrat itu punya keimanan yang mantap untuk mendukung Anies sebagai calon presiden bersama NasDem. Jadi orang lain boleh ragu tapi kami mantap. Nasdem mantap, yakin, mereka tidak goyah," jelas Gus Choi.
Lebih lanjut, Gus Choi memahami bahwa ada pihak yang mencoba untuk mengagalkan koalisi tersebut. Yakni, dengan menawarkan posisi menteri kepada PKS maupun Demokrat.
"Meskipun ada yang menawari dari kekuasaan mau dikasih menteri ini menteri itu, kami yakin mereka goyah, keyakinan kami justru mereka mantap mendukung Anies gitu," pungkasnya.
Baca juga: Survei SMRC: Pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 Kini Dukung Ganjar, Pemilih Prabowo Pindah ke Anies
Sebagai informasi, NasDem telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) yang diusungnya di 2024 mendatang.
Kendati demikian, partai besutan Surya Paloh ini belum memenuhi persyaratan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden 20 persen.
Saat ini, NasDem sedang melakukan penjajakan koalisi bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, rencana kerja sama bakal Koalisi Perubahan ini belum juga mendeklarasikan setelah sempat tertunda pada tahun lalu.
NasDem pun telah menyerahkan kepada Anies untuk menentukan calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya. Namun, Demokrat dan PKS sama-sama menawarkan diri untuk menempati posisi cawapres Anies Baswedan.