TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik dari Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro memberikan pandangannya terkait tiga partai politik Demokrat, NasDem, dan PKS yang mengusung Anies Baswedan jadi calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.
Menurut Bawono, meskipun sudah mengantongi tiket ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20 persen kursi DPR, Anies masih memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk meningkatkan popularitasnya di masyarakat.
Memingat Anies masih kalah populer dengan calon presiden yang diusung Partai Gerindra, Prabowo Subianto berdasarkan hasil survei.
"Berbeda dengan Anies popularitas dari Prabowo sudah melebihi 98 persen atau hampir seluruh pemilih di Indonesia mengenal ketua umum Partai Gerindra tersebut," kata Bawono kepada Tribunnews.com, Selasa (31/1/2023).
Temuan Indikator Politik Indonesia pada survei 1-6 Desember 2022, popularitas Anies belum sentuh angka 90 persen.
Hal itu menunjukkan masih terdapat ruang cukup besar bagi Anies untuk meningkatkan pengenalan publik terhadap mantan gubernur DKI itu.
Baca juga: Pengamat Nilai Pencapresan Anies Tak Akan Terhalang Oleh Perjanjian dengan Prabowo
Bawono menilai, semakin tinggi popularitas calon presiden, semakin besar pula pada peningkatan elektabilitas.
"Dengan meningkatkan popularitas diri tentu juga akan memperluas kemungkinan untuk disukai pemilih.
Apabila telah disukai otomatis akan dipilih sehingga tentu saja berujung pada peningkatan elektabilitas," tambahnya.
Bawono kemudian membeberkan PR lain yang perlu digarap oleh Anies dan tiga partai pengusungnya.
PR itu adalah penguatan soliditas koalisi terutama memastikan tiket pencalonan.
"Selain itu juga seperti penguatan jaringan guna memperkuat koordinasi ketiga partai politik itu dari tingkat pusat hingga daerah serta tentu saja juga rencana sosialisasi politik dengan mengujungi daerah-daerah untuk meningkatkan tingkat popularitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu," imbuh Bawono.
Terakhir Bawono menyoroti soal tercapainya kesepatan antara Partai NasDem, Demokrat, dan PKS untuk mengusung Anies sebagai bakal calon presiden serta membentuk Koalisi Perubahan.
Menurutnya, koalisi ini berpotensi menarik partai-partai politik lain belum memiliki figur dengan tingkat elektabilitas menjanjikan sebagai bakal calon presiden untuk turut bergabung dalam Koalisi Perubahan.