TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan sosok pemimpin yang nantinya dapat menjadi penengah di setiap persoalan ditengah isu wacana koalisi besar.
Ahmad Muzani mengatakan, kebutuhan untuk mencari sosok pemimpin yang bisa menjadi jalan tengah bagi suasana kebangsaan saat ini semakin mendesak.
Kriteria pemimpin tersebut dinilai Ahmad Muzani ada dalam sosok Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"Sosok yang dianggap bisa menjadi jalan tengah dari berbagai kepentingan itu sepertinya Pak Prabowo Subianto," ungkap Ahmad Muzani, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (9/4/2023).
Meski begitu, Ahmad Muzani mengatakan pembicaraan soal pencalonan presiden pada Pilpres 2024 belum final.
Menurutnya, hal-hal terkait Pilpres 2024 masih perlu dikomunikasikan untuk menyamakan persepsi-persepsi yang ada.
Baca juga: Wacana Pembentukan Koalisi Besar, Pengamat: Prabowo akan Menjadi Lokomotifnya karena Populer
"Tapi, pembicaraan ini terus terang belum final."
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
10 Latihan Soal & Kunci Jawaban IPS Kelas 9 SMP Bab 1, Interaksi Antarnegara Asia dan Negara Lainnya
"Masih perlu waktu untuk berkomunikasi, masih perlu waktu untuk terus menyamakan persepsi-persepsi, dan itu semua masih akan dibicarakan pada waktu yang akan datang," ujarnya.
Sementara, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, sebelumnya bicara soal sosok Prabowo terkait Koalisi Besar.
Ia berpendapat Prabowo bisa menjadi motor penggerak bagi Koalisi Besar yang merupakan gabungan dari Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PAN, dan PPP) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra dan PKB).
Alasannya, karena saat ini Prabowo termasuk calon presiden paling populer.
"Tokoh sentral atau lokomotif dari koalisi itu adalah Prabowo Subianto karena dia adalah capres paling populer," ujar Qodari kepada wartawan, Sabtu (8/4/2023).
"Kalau bicara Pilpres kan kuncinya ada di siapa calon presidennya. Maka dari semua ketua umum dengan elektabilitas paling tinggi dan berpotensi menang adalah Prabowo Subianto," imbuhnya.
Qodari juga bicara soal kunjungan sejumlah partai politik (parpol) ke Prabowo baru-baru ini.
Diketahui, Prabowo telah menerima kunjungan dari beberapa parpol, seperti Perindo dan PBB.
Terkait hal itu, Qodari menilai kunjungan parpol adalah bukti betapa Prabowo bisa menjadi magnet bagi Koalisi Besar.
"Kan kita saksikan kemarin tokoh-tokoh politik bertemu, menyambangi Pak Prabowo, itulah kenapa dia bisa dan sangat potensial menjadi magnet utama Koalisi Besar," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung soal koalisi yang ada saat ini, yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Menurut Jokowi, KIB cocok dengan KIR.
Baca juga: Momen Megawati, Prabowo, Kapolri, hingga Panglima Yudo Joget Bersama di Perayaan HUT TNI AU
Meski demikian, Jokowi menilai penggabungan dua koalisi tersebut tergantung pada ketua umum partai masing-masing.
Hal tersebut disampaikan Jokowi
"Cocok," kata Jokowi usai menghadiri acara Silaturahmi antara PAN dengan Presiden pada Minggu (2/4/2023).
"Saya hanya bilang cocok, terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik," sambungnya.
Pertemuan Prabowo Subianto dan Perindo
Pengamat politik, Arif Nurul Iman, menganggap langkah Prabowo Subianto mengajak Partai Perindo untuk bergabung ke koalisi besar merupakan strategi yang tepat guna memperbesar peluang politik menuju Pilpres 2024.
Menurutnya, akan semakin besar peluang politik yang didapat Prabowo pada Pilpres 2024 jika mendapat banyak dukungan.
"Ya, pasti butuh. Makin banyak dukungan semakin besar peluang politik," kata Arif di Jakarta, Sabtu (8/4/2023).
Tak hanya itu, Arif juga menilai sangat wajar jika Prabowo mengajak parpol lainnya untuk bergabung menjelang Pilpres.
Pasalnya, kata Arif, dalam politik, semua pihak tentunya ingin mendapat dukungan besar.
"Ajakan Prabowo ke Partai Perindo untuk bergabung di koalisi besar, tentu itu sebuah kewajaran. Karena dalam politik, semua ingin mendapatkan dukungan yang besar," ungkap Arif.
Meski demikian, ia menilai Partai Perindo masih memiliki banyak peluang untuk berkoalisi dengan partai-partai yang lain karena belum ada keputusan resmi dari pihaknya.
"Partai Perindo bisa ke mana saja, karena belum ada ikatan politik apapun," tandasnya.
(Tribunnews.com/Ifan/Taufik Ismail/Malvyandie Haryadi/Reza Deni)