Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie buka suara terkait wacana munculnya koalisi besar.
Seperti diketahui, koalisi besar disebut-sebut ini diisi lima partai koalisi pemerintah (PPP, Golkar, PAN, Gerindra, PKB).
Gus Choi, sapaan akrabnya, mengaku tidak takut dengan kehadiran koalisi besar tersebut.
Baca juga: Di Tengah Wacana Koalisi Besar, Gerindra Sebut Prabowo Jadi Jalan Tengah dari Berbagai Kepentingan
“Mau koalisi besar, mau koalisi kecil ya silakan aja terserah mereka itu hak mereka, mau bikin besar mau bikin kecil kita tidak risih, kita tidak takut, kita tidak segan," ucap Gus Choi saat ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Minggu (9/4/2023).
Dalam Koalisi Perubahan, kata dia, ketiga partai telah sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai bacapres dan sudah memenuhi syarat untuk maju.
Ia bilang koalisi masih terbuka kepada partai-partai lain yang ingin bergabung.
Baca juga: Demokrat: Bentuk Koalisi Besar Lebih Bermartabat Dibanding Coba Jegal Anies Baswedan
"Karena ini semua kan dipersembahkan untuk Indonesia, tapi kami tetap membuka dari sana yang tidak puas di sana ke sini Alhamdulillah, partai yang di sana mungkin apa begitu kan kemudian gabung ke koalisi perubahan Alhamdulillah," katanya.
Hanya saja Gus Choi mengatakan niat pihaknya membentuk koalisi adalah agar pemilu dapat berlangsung secara sehat dan tidak saling menyebar fitnah.
"Kita kompetisi pikiran, kita kompetisi akhlak, moral, kita kompetisi gagasan. Kita tawarkan gagasan perilaku baik kepada rakyat untuk solusi berbagai problem negara dan bangsa yang begitu kompleks masalahnya," ujarnya.
Untuk informasi, sinyal pembentukan koalisi besar menguat setelah bertemunya Presiden Jokowi dengan Prabowo, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, serta Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Mardiono.
Lima partai itu selama ini ada dalam dua koalisi partai, yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) serta Koalisi Indonesia Raya (KIR).
Namun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh tidak menghadiri acara tersebut.
Baca juga: Tolak Wacana Koalisi Besar, Partai Buruh Bakal Ajak Parpol Nonparlemen Bentuk Koalisi Kecil
Sebelumnya, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto Subianto merasa punya kesamaan antara Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dengan para ketua umum partai di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Merasa satu frekuensi, Prabowo pun tak masalah jika KIR dan KIB bergabung menjadi satu di Pemilu 2024 mendatang.
Adapun hal ini disampaikannya saat konferensi pers usai acara Silaturahmi Ramadan di DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023).
Prabowo mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut mereka membicarakan banyak hal, khususnya perihal komitmen kebangsaan dan menjaga kelangsungan pembangunan.
“Kita tadi banyak membahas ke arahnya adalah komitmen kebangsaan dan bagaimana menjamin kelangsungan pembangunan, jadi itu yang kita bicarakan sebetulnya,” kata Prabowo.
Saat disinggung lebih jauh perihal kesepakatan antara dua koalisi tersebut, Prabowo pun tak mengelak.
Menteri Pertahanan ini bilang bahwa dengan kedekatannya dengan para ketum parpol itu, seperti masuk ke tim Joko Widodo (Jokowi).
“Ternyata ada (kesepakatan). Jadi kita merasa ada frekuensi yang sama ya, ada kecocokan dan kalau dilihat, pimpinan partai kita sudah masuk, Pak Cak Imin ya, kita sudah masuk timnya Pak Jokowi sebetulnya sekarang. Ya kan,” ucapnya di hadapan ketum parpol koalisi Pemerintahan Jokowi.
Dengan kesamaan itu, Prabowo merasa lebih memahami sulitnya kondisi pembangunan dan tantangan yang bakal dihadapi di tahun-tahun mendatang.
“Jadi untuk ini kita butuh kerjasama yang solid, suatu frekuensi yang sama,” tuturnya.