Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, sejumlah tokoh muncul sebagai Cawapres alternatif.
Hasil survei teranyar Indikator Politik Indonesia, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, anggota DPR Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni, hingga mantan Panglima TNI Andika Perkasa muncul sebagai Cawapres alternatif pada survei yang digelar Februari-Maret 2023.
Dalam survei tersebut, nama-nama lama bertengger di peringkat empat besar Cawapres.
Di antaranya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (21,5 persen), Menparekraf Sandiaga Uno (15,4 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (12,7 persen); dan Menteri BUMN, Erick Thohir (11,4 persen).
"Empat nama teratas ini umumnya muncul di survei-survei nasional. Di DKI Jakarta muncul nama Andika, Zulkifli Hasan, kemudian, Gatot, kemudian Sahroni. Itu mungkin nama-nama yang di DKI Jakarta suaranya lebih kelihatan ketimbang di tingkat nasional," kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, dalam paparannya secara daring, Kamis (11/5/2023).
Dalam survei tersebut, Andika dan Zulhas, sapaan Zulkifli Hasan meraih 3,5 persen, kemudian disusul eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan 2,3 persen, dan Sahroni 2 persen.
Baca juga: Pilpres 2024: Strategi Parpol dan Pemilihan Cawapres Menjadi Sorotan, Ini Analisa Pengamat Politik
Para pemilih berdasarkan preferensi parpol, kata Burhanuddin, cenderung memilih nama-nama yang sudah populer.
Kendati demikian, Sahroni sebagai cawapres alternatif didukung banyak kader NasDem.
"Ada dalam jumlah yang cukup lumayan, Bang Roni. Makanya, Bang Roni dapat 2 persen tadi, simulasi total sebagai cawapres, karena pemilih NasDem yang memilih Bang Roni sudah cukup lumayan," katanya.
Adapun Zulhas juga didukung para pemilih Gerindra sekalipun mayoritas di antaranya memilih nama-nama populer.
Baca juga: Tim Delapan Koalisi Perubahan akan Temui Cawapres untuk Anies Baswedan, Demokrat: Mudah-mudahan AHY
Dukungan besar kepadanya juga datang dari Partai Perindo, NasDem, dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Adapun survei melibatkan 2.060 responden yang telah memiliki hak pilih. Mereka terpilih berdasarkan metode multistage random sampling.
Para responden diwawancarai tata muka oleh pewawancara.
Adapun toleransi kesalahan sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.