News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Soroti Etika Jokowi Kumpulkan Ketum Parpol di Istana, Pengamat Singgung Beda Masa Soeharto dan SBY

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat menyoroti etika Presiden Jokowi mengundang sejumlah Ketum Parpol di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (6/5/2023) malam. Mereka ialah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketum PPP Mardiono.

TRIBUNNEWS.COM - Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menyoroti etika politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengumpulkan para ketua umum (ketum) partai politik di Istana Merdeka, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pangi menilai Jokowi memiliki kekurangan untuk memisahkan urusan politik kepartaian dengan urusan pemerintahan.

Etika Jokowi juga dibandingkan Pangi dengan era Presiden Soeharto dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Soeharto di era kepemimpinan beliau, walau 32 tahun berkuasa, memang memisahkan antara kegiatan partisan politik dengan kegiatan pemerintahan dan negara."

"Sehingga Soeharto membuat namanya Istana Cendana, untuk aktivitas beliau sebagai DPP, Ketua Golkar di waktu itu," ungkap Pangi dalam talkshow Overview, Kamis (11/5/2023).

Baca juga: Besok Relawan Jokowi Kumpul Bareng Ganjar Pranowo di Senayan

Pangi menyayangkan apa yang ditunjukkan Presiden Jokowi seakan mengalami kemunduran dibanding era sebelumnya.

"Nah jangan sampai, maksud saya kita mundur, di era Soeharto saja itu lebih diatur, jadi beliau bisa memisahkan antara kegiatan partisan politik, dengan kegiatan pemerintahan dan negara. Ini mestinya kita lebih maju," ujarnya.

Pangi juga membandingkan di era Presiden SBY.

"Pak SBY jauh agak lebih elegan, lebih fair, mana aktivitas politik, mana aktivitas kenegaraan."

"Beliau ada rumah sendiri, rumah Cikeas," ujarnya.

Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. (Dok. Pribadi)

Menurut Pangi, posisi Jokowi yang tidak memiliki kediaman pribadi yang dekat dengan Ibu Kota menjadikannya kurang bisa memisahkan urusan partai dan pemerintahan.

"Sehingga tidak ada tempat, enggak mungkin ke Solo."

"Rumahnya Istana Bogor dan Istana Merdeka, sehingga tidak ada pilihan," ungkap Pangi.

"Tapi seharusnya bisa dicarikan solusi terbaik," imbuhnya.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Mardiono (dari kiri ke kanan) berfoto bersama seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5/2023). (KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)
Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini