TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengajak elit bangsa untuk belajar menjadi negarawan.
Perbedaan politik, kata Zainut, agar disikapi secara wajar dan tidak memicu perpecahan.
“Kontestasi politik tidak boleh menggerus persatuan bangsa dan mengikis persaudaraan antar anak bangsa,” ujar Zainut melalui keterangan tertulis, Jumat (12/5/2023).
Menurutnya, pendekatan moderasi beragama dapat mendekatkan hubungan antarelemen umat dan bangsa yang rentan mengalami gesekan.
Pembedaan istilah "kami" dan "mereka" dalam kategori sosial acapkali menciptakan jarak atau memperhadapkan satu kelompok dengan kelompok lain, satu golongan dengan golongan lain, bahkan tidak jarang menyuburkan rasa kebencian.
“Moderasi beragama adalah sikap jalan tengah, washatiyyah, tidak berada dalam kutub ekstrem dan tidak berlebih-lebihan dalam segala hal. Segala yang berlebih-lebihan seringkali membawa akibat kurang baik, termasuk dalam memuji atau mengkritik melalui media sosial,” jelas Zainut.
Baca juga: Herzaky: Bukan Ranah Pemerintah Pikirkan Capres Sisa 1,5 Tahun Banyak Janji Kampanye Belum Terwujud
Moderasi beragama, kata Zainut, menjadi hal yang relevan sebagai perspektif dalam melihat persoalan bangsa.
Dirinya menilai seseorang atau sekelompok orang akan dipandang moderat apabila mampu mengelola perbedaan menjadi energi untuk kemajuan.
"Siapa pun yang berbeda pendapat dengan kita mengenai sesuatu masalah tidak seyogyanya dipandang sebagai musuh, tetapi saudara kita, kawan dalam berpikir. Meski saya tidak sependapat dengan anda, tetapi hak anda untuk menyampaikan pendapat saya hormati dan saya bela sampai kapan pun," pungkas Zainut.