TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) Ardy Susanto mendorong pemuda Tionghoa harus terlibat aktif dalam menyukseskan Pemilu Serentak 2024.
Ardy menilai Pemilu merupakan momentum penting untuk menentukan masa depan Indonesia melalui para pemimpin yang terpilih baik di jajaran eksekutif maupun legislatif.
"Pemilu Serentak 2024 sudah di depan mata, maka seluruh Pengurus IPTI maupun Pemuda Tionghoa yang bergabung dalam berbagai bentuk organisasi diharapkan ikut berpartisipasi menyukseskan pesta demokrasi tersebut," ujar Ardy Susanto di acara Pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat IPTI 2022-2025 dan seminar kebangsaan bertajuk 'Memperingati 25 Tahun Reformasi' di Hotel Golden Boutique, Jl. Angkasa, Gunung Sahari Utara, Jakarta Utara, Sabtu (13/5/2023).
Menurut Ardy, partisipasi aktif pemuda Tionghoa bisa dilakukan dalam berbagai bentuk.
Baca juga: Iklim Demokrasi Menguat, Peran Etnis Tionghoa Dinilai Makin Penting di Pentas Politik Nasional
Dia mencontohkan pemuda Tionghoa menjadi calon anggota legislatif baik di tingkat DPR RI maupun DPRD tingkat provinsi atau kabupaten/kota serta calon perseorangan anggota DPD.
Lalu, pemuda Tionghoa bisa terlibat menjadi penyelenggara pemilu di berbagai tingkat, baik menjadi anggota KPU dan Bawaslu.
"Pemuda Tionghoa juga bisa menjadi pemilih yang bertanggung jawab dan dengan sadar menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara yang baik, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa," jelas Ardy.
Ardy menilai pemuda Tionghoa dengan berbagai perannya harus bisa memastikan Pemilu Serentak 2024 berjalan sukses, damai dan demokratis.
Hal ini penting agar Pemilu Serentak 2024 benar-benar menghasilkan pemimpin yang jujur, memiliki kompetensi, berintegritas dan benar-benar berjuang untuk rakyat sebagaimana amanat Reformasi 98.
"Karena itu, bersamaan dengan pelantikan ini, kita menggelar seminar dengan mengangkat tema 'Memperingati 25 Tahun Reformasi'. Salah poin penting dari agenda Reformasi 98 adalah menghasilkan pemimpin yang jujur, amanah, berintegritas, dan bebas dari KKN dan itu bisa dihasilkan melalui pemilu yang berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil atau luber dan jurdil," jelas Ardy.
Ardy mengungkapkan perjuangan reformasi merupakan momen bersejarah sekaligus menyimpan luka mendalam bagi warga Tionghoa khususnya.
“Perjuangan reformasi menorehkan luka yang mendalam kepada kaum tionghoa pada saat itu. Momen tersebut juga menjadi sejarah lengsernya rezim otoriter dan membuka demokrasi lahir kembali,” tutur dia.
Sambil mengajak para audiens menundukkan kepala dan berdoa mengenang sejarah tragedi pemerkosaan etnis tionghoa dan pembantaian secara biadab dalam kerusuhan Mei 1998 silam, Ardy mengajak para kader muda tionghoa untuk terjun ke politik.
Ardy juga kembali mengingatkan 6 agenda penting Reformasi, yakni mengadili Soeharto dan kroninya, amandemen UUD 1945, penghapusan Dwi fungsi ABRI, peningkatan kesejahteraan rakyat dengan otonomi yang seluas-luasnya, penegakan supremasi hukum dan pemerintahan yang bersih dari KKN.