AHY juga mengkhawatirkan adanya ketidakadilan jika sekelompok golongan memberikan dukungan kepada salah satu pihak, tetapi menghalangi pihak lainnya.
Baca juga: Jusuf Kalla Sebut AHY Punya Kemampuan Jadi Cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024
"Jangan sampai seolah-olah ada yang diberikan dukungan langsung maupun tidak langsung."
"(Sebaliknya) Tapi ada yang dihalang-halangi, atau diharapkan untuk tidak maju untuk bisa membangun koalisi, rasanya ini mengusik keadilan kita," tegasnya.
AHY menilai apabila praktik-praktik tersebut terjadi akan tidak sehat bagi demokrasi Indonesia.
Ketum Partai Demokrat tersebut juga berharap siapapun pemimpin yang akan terpilih nantinya adalah kehendak rakyat, bukan keinginan sekelompok orang saja.
"Bukankah demokrasi hadir untuk itu? Bukankah pemilu diadakan untuk itu, untuk benar-benar menghasilkan pemimpin yang merupakan keinginan rakyat
bukan keinginan sekelompok orang, sekelompok elite," kata AHY.
Dalam pertemuan tersebut Jusuf Kalla mengakui AHY punya kemampuan jika harus mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.
Diketahui, Anies Baswedan telah diusung menjadi bakal calon presiden (Bacapres) Pilpres 2024 dari Partai Nasional Demokrasi (Nasdem).
"Kalo Pak AHY pasti mempunyai kemampuan untuk itu (jadi bacawapres Anies)," kata Yusuf Kalla, di kediamannya, Jalan Brawijaya Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023) malam.
Baca juga: Jusuf Kalla Nilai AHY Punya Kapasitas Jadi Cawapres Anies
Meski demikian, JK menuturkan, hal itu bukan kewenangannya dalam membicarakan terkait bacawapres yang bakal mendampingi Anies.
Menurutnya, semua kewenangan tetap dipegang partai politik dan koalisi partai masing-masing.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Ibriza Fasti Ifhami)