Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara PKS, Muhammad Iqbal menduga ada motif lain yang jadi alasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan cawe-cawe soal sosok pimpinan penerusnya.
Iqbal menyebut selain peduli dan ingin adanya keberlanjutan, motif lain yang diduga jadi latar belakang cawe-cawe Jokowi adalah adanya proyek besar bermasalah yang tak ingin terungkap jika sosok presiden berganti dari luar lingkarannya.
Sehingga, kata Iqbal, Jokowi ingin sosok penerusnya bisa dikontrol atau diatur.
"Saya membaca motif, kenapa. Mungkin karena beliau peduli oke, karena ingin keberlangsungan oke, tapi bisa jadi ada motif lain. Bisa jadi ada masalah dengan proyek besar ini, sehingga terlalu takut sekali kalau yang menang adalah orang yang tidak bisa dikontrol atau diatur," kata Iqbal dalam tayangan Kompas TV, Jumat (16/6/2023).
Menurutnya, ketimbang Jokowi melakukan cawe-cawe, lebih baik membereskan dan menepati janji visi-misinya yang belum tersalurkan.
Baca juga: Pengamat: Cawe-cawe Presiden Jokowi Mempengaruhi Tata Negara
Seperti ekonomi meroket, lapangan kerja mudah dan luas, hingga membenahi penegakan hukum.
Sebab kata Iqbal, tiga hal tersebut masih menjadi masalah bagi Indonesia, khususnya persoalan penegakan hukum yang ia sebut sedang hancur-hancurnya karena mendapat kepuasan paling rendah oleh publik.
Sehingga, kata Iqbal, Jokowi semestinya menyelesaikan persoalan itu di sisa masa jabatannya sebagai presiden ketimbang mencampuri urusan pencalonan pemimpin Indonesia berikutnya.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Tidak Akan Cawe-cawe Soal Bakal Cawapres Jika Dirinya Gabung PPP
"Dulu janjinya ingin ekonomi meroket, lapangan pekerjaan mudah, penegakan hukum. Sekarang hukum kita hancur-hancuran, surveinya paling rendah. Lapangan kerja paling rendah," katanya.
"Ini tentu saja harus diselesaikan, dituntaskan daripada cawe-cawe. Karena nanti kalau seperti ini, orang yang tidak didukung ketika dia menang ini akan jadi masalah baru," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan tetap akan cawe-cawe pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Namun, dia menyebut, cawe-cawe atau mencampuri urusan kontestasi politik ini dalam arti yang positif.
Cawe-cawe yang dimaksud, menurut Jokowi, tentu masih dalam koridor aturan dan tidak akan melanggar undang-undang.
"Saya tidak akan melanggar aturan, tidak akan melanggar undang-undang," kata Jokowi saat bertemu dengan para pemimpin redaksi media massa nasional di Istana, Jakarta, Senin (29/5/2023) sore.
"Tolong dipahami ini demi kepentingan nasional, memilih pemimpin pada 2024 sangat krusial penting sekali, harus tepat dan benar,” sambungnya.