TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Poltik, Ujang Komarudin, menanggapi rencana Golkar yang akan membentuk koalisi baru agar bisa berkontestasi di Pemilihan Presdien (Pilpres) 2024 mendatang.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, disarankan agar membentuk koalisi baru sebagai modal penting agar Golkar bisa berkontestasi di Pilpres 2024.
Rekomendasi tersebut disampaikan oleh Dewan Pakar Partai Golkar dalam tiga poin penting rekomendasi dalam Rapat Pleno ke-VIII, Minggu (9/7/2023).
"Membentuk poros baru di luar bakal koalisi pencapresan yang sudah ada, sejauh memenuhi electoral-presidential," tulis hasil rekomendasi itu.
Rekomendasi tersebut tertuang dalam Surat Dewan Pakar Partai Golkar Nomor B-/WANKAR/PG/VII/2023 tertanggal 10 Juli 2023 dan ditandatangani oleh Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono dan Sekretaris Dewan Pakar Partai Golkar Ganjar Razuni.
Menanggapi hal tersebut, Ujang mengatakan itu merupakan sesuatu yang bagus.
Kemudian, untuk calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang ditawarkan harus memiliki nilai jual.
Baca juga: Respons Golkar soal Dewan Pakar Minta Airlangga Hartarto Segera Tentukan Cawapres
"Memang yang bagus, Golkar buat poros sendiri. Tinggal dicari siapa, apa namanya, yang mau berkoalisi dengan Golkar. Kalau dengan PAN catatannya kalau buat poros sendiri harus memiliki nilai jual bagi capres dan cawapresnya begitu," kata Ujang, Jumat (14/7/2023).
"Siapa yang dijual, itu menjadi penting karena membuat poros baru bagi Golkar, bisa membuat Golkar hidup bisa bergerak, bisa progresif," jelasnya.
Namun, dikatakan Ujang, jika Golkar bergabung dengan poros atau koalisi yang sudah ada, maka hanya akan bisa menjadi pengikut saja, tidak bisa menjadi capres atau cawapres.
"Misalkan bergabung dengan PDIP, sudah ada capres Ganjar, cawapres pun kemungkinan udah ada orang lain, kalau Golkar masuk Prabowo pun sama. Cawapresnya pun sudah ada yang lain, misalkan Cak Imin, ada Erick Thohir begitu," sambungnya.
Kata Airlangga Hartarto soal Isu Dirinya Dilengserkan dari Ketum Golkar
Anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam mengatakan pada Minggu (9/7/2023), pihaknya ingin mengevaluasi hasil Munas Partai Golkar tahun 2019.
Keputusan yang ingin dievaluasi terkait penetapan Arilangga sebagai Bakal Capres di Pilpres 2024.