Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menyebut Surya Paloh selaku Ketua Umum Partai NasDem pernah ditawari untuk mendampingi Joko Widodo atau Jokowi sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2014 silam.
Namun, tawaran yang diberikan jajaran pengurus DPP PDIP yang diwakili almarhum Tjahjo Kumolo selaku Sekjen PDIP, dan Hasto Kristiyanto selaku Wasekjen PDIP saat itu ditolak Surya Paloh.
Pernyataan Willy ini sekaligus merespons dugaan Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut kalau Surya Paloh memiliki niat untuk maju sebagai cawapres Anies Baswedan.
"Ini, di gedung ini, tahun 2014 ketika mas Tjahjo, Andi Wijayanto dan Hasto datang itu juga nawarin Pak Surya menjadi pendamping Jokowi. Tapi ndak (diterima oleh Surya Paloh)," kata Willy kepada awak media di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta, Kamis (10/8/2023).
Dengan begitu, Willy membantah pernyataan dari Andi Arief terkait keinginan Surya Paloh menjadi cawapres Anies Baswedan tersebut.
Baca juga: Mardani PKS Yakin Surya Paloh Tak Miliki Niat jadi Cawapres Anies Baswedan
Sebab, kata dia, misi hidupnya Surya Paloh adalah untuk memajukan putra atau putri terbaik bangsa, tanpa harus terlibat sebagai pemimpin.
Untuk saat ini, sosok yang dinilai terbaik oleh Surya Paloh adalah Anies Baswedan yang sudah diusungnya menjadi capres sejak Oktober 2022 lalu.
"Pak Surya membuat ini untuk memajukan putra putri terbaik," kata Willy.
"Teman-teman saya pikir bisa mengikuti rekam jejak Pak Surya. Dia ingin Anies Baswedan, why not the best, tentu untuk calon wakil presiden why not best of the best," sambungnya.
Baca juga: Andi Arief sebut Surya Paloh Tengah Menguji Elektabilitasnya untuk Maju jadi Cawapres Anies Baswedan
Willy Aditya pun menyatakan kalau apa yang disampaikan Andi Arief merupakan lucu-lucuan semata, sebab Surya Paloh tidak pernah pengin maju sebagai cawapres.
"Itu lucu-lucuan banget, enggak perlu saya tanggapi. Toh Pak Surya enggak pengin maju jadi apa-apa," kata Willy.
"Jadi itu satu hal yang bukan level pak Surya jadi enggak perlu juga (ditanggapi)," sambungnya.
Willy lantas berkelakar kalau dalam menyikapi kondisi Pilpres saat ini harus digunakan akal sehat yang baik dalam bersikap.
Kata dia, jangan sampai apa yang disampaikan terkait dengan kemungkinan capres-cawapres disikapi dengan kehaluan dari salah satu pihak.
"Kita kadang-kadang harus tahu yang mana yang halu mana yang enggak. Itulah. Tapi ini lucu-lucuan lah. Tentu banyak dinamika ini ya Koalisi Perubahan datang dengan satu consciousness, kebutuhan bersama untuk perubahan," kata Willy.
Termasuk kata Willy, soal adanya isu kalau Koalisi Perubahan mau bubar, kata dia, hal itu tidak benar.
Karenanya, Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI itu meminta kepada publik untuk menerima informasi terkait capres-cawapres hanya dari tim delapan Koalisi Perubahan.
"Banyak orang melihat ini ingin dibubarin tapi tidak ya, tapi kami di dalam solid lah. Jadi temen-temen kalau mau liat official statement liat dari tim delapan saja," kata dia.