News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

4 Partai Dukung Prabowo, Jusuf Kalla Wanti-wanti: Koalisi Besar Bukan Jaminan Menang

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla atau JK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/7/2023) - Jusuf Kalla (JK) sebut koalisi besar bacapres Prabowo Subianto tak menjamin kemenangan di Pilpres 2024 mendatang.

TRIBUNNEWS.COM - Empat partai telah resmi mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (Bacapres) 2024 mendatang. 

Mereka yakni Partai Gerindra, PKB, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar. 

Sejauh ini koalisi Pilpres 2024 terbesar ada di kubu Prabowo Subianto. 

Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menilai koalisi partai politik yang besar bukan jaminan pasangan calon (paslon) yang diusung bakal menang. 

Hal itu dikatakan JK berkaca dari pengalamannya yang menang Pilpres 2004 yang kala itu berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

JK mengatakan, saat itu ia hanya didukung suara dari Demokrat, PBB dan PKPI.

Baca juga: PKB dan PAN Beri Dukungan, Dinilai Bakal Menguatkan Basis Pemilih Prabowo di Jawa Barat

Namun dengan dukungan sedikit Partai itu justru ia berhasil mengalahkan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi dengan total suara mencapai 60,62 persen.

"Tidak ada jaminan (menang), sama dengan saya waktu 2004."

"Itu kita hanya didukung 11 persen, 4 partai, Demokrat, Bulan Bintang. Tapi menangnya 60 persen," kata JK,  Senin (14/8/2023) dikutip dari youTube KompasTV. 

JK pun menegaskan bahwa hal yang paling penting di Pilpres adalah tokohnya, bukan seberapa besar partai pengusungnya. 

Menurut mantan Ketua Umum Golkar itu, partai hanya mengusulkan sehingga tidak menjamin kemenangan paslon. 

Sehingga menurutnya, tak ada jaminan Prabowo Subianto menang di Pilpres 2024 hanya karena koalisi pendukungnya besar. 

"Yang memilih kan rakyat, partai yang mengusulkan, yang memilih rakyat. Terserah rakyat bagaimana, rakyat ada yang ikut partainya, ada juga yang tidak. Selama ini begitu."

"Yang mengusulkan ya partai, tapi pada saat pemilu orang akan melihat orang ini gimana, begitu. Selalu dalam pemilu itu," kata JK.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini