News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Sandiaga Uno Tak Ingin Ngemis jadi Cawapres Ganjar: Jangan Minta-minta Jabatan, Malu

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandiaga Uno dan Ganjar Pranowo di kediaman Rahmat Yasin, Billabong, Desa Cimanggis, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor pada Sabtu (22/7/2023). Sandiaga Uno mengaku tak berharap banyak bisa jadi cawapres Ganjar Pranowo. Ia pun menegaskan ogah mengemis untuk meminta jabatan.

TRIBUNNEWS.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PPP, Sandiaga Uno, bicara soal kemungkinan dirinya menjadi calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.

Seperti diketahui, PPP telah mengusulkan Sandiaga Uno untuk mendampingi Ganjar pada Pilpres 2024 mendatang.

Meski demikian, Sandi mengaku tak berharap banyak bakal dipinang oleh Ganjar.

Terlebih, hingga saat ini, Sandi mengatakan belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan PDIP ataupun Ganjar terkait cawapres.

"Belum ada (obrolan dengan PDIP), dan itu dilakukan di level Ketua Umum."

Baca juga: PPP Diminta Terus Perjuangkan Sandiaga sebagai Cawapres Pendamping Ganjar

"Saya apresiasi sekali Pak Ketua (Mardiono) yang sudah merajut kebersamaan," kata Sandi setelah bertemu dengan para Bacaleg PPP se-Provinsi Banten di Serang, Sabtu (19/8/2023), dilansir Kompas.com.

Lebih lanjut, Sandi mengaku menyerahkan kepada pimpinan partai mengenai keputusan dirinya menjadi cawapres Ganjar atau tidak.

Menurutnya, tidak etis apabila meminta jabatan lantaran terkesan seperti mengancam.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) ini sendiri mengaku malu jika harus meminta jabatan.

"Kita jangan meminta-minta jabatan. Malu, saya malu sekali, saya sepertinya jika ini (meminta), seperti mengancam."

"Janganlah, kita hindari pernyataan seperti itu," tutur Sandi.

Ia menambahkan saat ini dirinya lebih memilih fokus menjalankan tugasnya sebagai Ketua Bapilu PPP untuk memenangkan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

"Kita fokus kepada tugas kita di lapangan. Kita coba menangkan hati dan pikiran masyarakat," pungkas dia.

Terpisah, Juru Bicara Sandiaga Uno, Denny Surya Prabowo, ia meminta kepada PPP agar mengevaluasi dukungan terhadap Ganjar apabila Sandi gagal menjadi cawapres.

Lantaran, Denny menilai PPP akan rugi jika tak memperjuangkan Sandi sebagai cawapres Ganjar.

"Jadi kami saran dan beri masukan kepada PPP agar bisa mempertimbangkan kembali kerja sama politik dengan PDIP di Pilpres 2024 nanti, jika Sandiaga Uno tidak dipilih menjadi cawapres," kata Denny, Senin (21/8/2023).

"Menurut kami, suatu kerugian besar bagi PPP apabila Bang Sandi tidak menjadi cawapres dari Ganjar Pranowo di saat PPP sedang mempunyai semangat baru dalam meraih posisi yang lebih baik di Pemilu 2024," urainya.

Meski demikian, Denny menegaskan Sandi bakal tetap bersama PPP meskipun tak terpilih sebagai cawapres Ganjar.

Saat ini, kata Denny, Sandi lebih memilih berfokus pada tugasnya sebagai Ketua Bapilu PPP.

"Enggak, Pak Sandi tetap dengan PPP (meski tak jadi cawapres Ganjar)," ungkapnya.

Baca juga: PDIP Lirik Gibran, PPP Diminta Terus Perjuangkan Sandiaga Jadi Cawapres Ganjar

"Saat ini Bang Sandi dengan tugas dan amanah yang diberikan oleh Pj Ketum PPP fokus untuk menaikkan suara partai dengan program ekonominya."

"Untuk langkah lain, kita menunggu dari elite partai," sambungnya.

Gibran Masuk Pertimbangan

Gibran Rakabuming Raka bersama Ketua DPP PDIP Puan Maharani (Instagram @gibran_rakabumingg)

Di sisi lain, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, mengatakan tak menutup kemungkinan partainya akan mempertimbangkan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menjadi cawapres Ganjar Pranowo.

Pertimbangan itu, ujar Puan, akan dilakukan jika memang Mahkamah Konstitusi (MK) mengesahkan batas usia capres-cawapres menjadi di bawah 40 tahun.

"Kalau memang kemudian di MK-nya disetujui ada calon cawapres di bawah 40 tahun, ya bisa saja Mas Gibran yang maju," kata Puan di halaman Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/8/2023).

Meski masuk pertimbangan cawapres Ganjar, Gibran menolak secara halus hal tersebut.

Ia menegaskan dirinya bukan siapa-siapa.

Selain itu, Gibran mengaku akan terbebani apabila Ganjar kalah bersuara jika berpasangan dengan dirinya.

Menurutnya, banyak kandidat lebih senior yang lebih cocok menjadi pasangan Ganjar.

"Waduh, ya jangan lah. Saya 'kan bukan siapa-siapa. Takutnya nanti malah Pak Ganjar kalah gara-gara saya, 'kan repot," tolak Gibran.

"Jangan, jangan. Yang senior-senior saja," imbuhnya.

Baca juga: Sandiaga Uno Minta Kader PPP di Banten Mampu Manfaatkan Media Sosial Sebagai Alat Kampanye

Bacawapres Ganjar

Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin pada sebuah kafe di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (18/8/2023) (Istimewa)

Sebelumnya, Puan Maharani sempat membeberkan sosok bacawapres Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024 mendatang.

Puan mengatakan bacawapres Ganjar sudah mengerucut ke lima nama, termasuk Sandiaga Uno dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

"Sekarang sudah mengerucut lima, salah satunya Cak Imin," kata Puan usai menghadiri peringatan Harlah ke-25 PKB di Stadion Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/7/2023).

"(Ada) Pak Sandiaga, Pak Erick Thohir, Pak Andika, Mas AHY, Cak Imin," tambahnya.

Diketahui, Ganjar telah bertemu Cak Imin di sebuah kafe di Jakarta Selatan pada Jumat (18/8/2023).

Dalam pertemuan itu, Ganjar memberi hadiah Lovebird bertubuh hijau dan berkepala merah untuk Cak Imin.

Hadiah itu dianggap sebagai kode keras dari PDIP kepada PKB agar merapat mendukung Ganjar.

"Ini adalah kode keras dan kode alam ketika pertemuan Ganjar dengan PKB bukan tidak mungkin sebagai sebuah upaya mengajak PKB bisa maju bersama Ganjar dan PDIP memenangkan pertarungan di Pilpres yang kesekian kalinya bareng PKB," terang Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, di tayangan KompasTV, Sabtu (19/8/2023).

Apalagi, PKB memiliki kekuatan karena partai ini adalah replika politik dari Nahdlatul Ulama (NU).

Ia mampu mengorkestrasi dan mengonsolidasi kekuatan basis politik kalangan NU.

"Suka tidak suka, PKB itu adalah adalah anak kandung yang dilahirkan dari Nahdlatul Ulama," tandas Adi.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Reza Deni/Fransiskus Adhiyuda/Milani Resti/Galuh Widya W, Kompas.com/Rasyid Ridho)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini